Kuatkan Kompetensi Pewarta, BI Sultra Gelar Capacityng Building Media di Wakatobi

  • Bagikan
Kepala KPWBI Sultra, Bimo Epyanto (kiri) dan Deputi Kepala Perwakilan-Tim Perumusan dan Implementasi Kebijakan dan Keuangan Daerah Bank Indonesia (BI) Sultra, Taufik Ariesta Ardhiawan (kanan) saat pembukaan acara Gathering dan Capacityng Building Media Sulawesi Tenggara 2021 (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Kepala KPWBI Sultra, Bimo Epyanto (kiri) dan Deputi Kepala Perwakilan-Tim Perumusan dan Implementasi Kebijakan dan Keuangan Daerah Bank Indonesia (BI) Sultra, Taufik Ariesta Ardhiawan (kanan) saat pembukaan acara Gathering dan Capacityng Building Media Sulawesi Tenggara 2021 (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Tenggara menggandeng jurnalis di Kota Kendari dalam acara Gathering dan Capacityng Building Media Sulawesi Tenggara 2021 guna meningkatkan koordinas dan jejaring serta penguatan kompetensi pewarta di Sultra.

Kegiatan ini, akan berlangsung mulai 5 sampai 6 Desember 2021 di Kabupaten Wakatobi, dengan tetap diwajibkan para peserta mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Kepala KPwBI Sultra, Bimo Epyanto, mengatakan penyelenggara Capacity Building Media di Wakatobi karena bertepatan dengan acara Wakatobi Wave. Dimana Wakatobi Wave merupakan prakarsa dari Pemerintah Kabupaten Wakatobi namun BI Sultra dan pihak lainya seperti Kemenparaf, swasta dan perbankan digandeng untuk mendukung Wakatobi Wave ini. 

Harapannya melalui kegiatan Wakatobi Wave yang dilakukan dalam beberapa hari ini bisa menjadi kegiatan yang nantinya bisa rutin di lakukan dan menjadi icon bagi Provinsi Sultra.

“Kami juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan media yang berkenan hadir memenuhi undangan kami, karena ini sangat penting bagi BI karena dengan media ini mampu mengkonsumsi, mendiskusikan informasi data, dan kebijakan yang akan dikeluarkan,” ungkap Bimo, Minggu (5/12/2021) malam saat membuka kegiatan.

Menurutnya, tanpa bantuan media apa yang dilakukan dan komunikasi ini tidak berjalan dengan efektif. Pihaknya juga menilai media nerupakan perpanjangan tangan untuk menyampaikan informasi ke masyarakat luas.

“Harapan kami dengan media-media yang sudah independem ini bisa menyampaikan informasi yang profesional. Karena banyak juga jurnalis jalan istilahnya, dapat merugikan khalayak bukan hanya BI namun pihak lain juga,” katanya.

Dalam pelaksanaan Capacityng Building Media, para peserta akan diberikan pelatihan menulis berita dari editor atau wartawan senior dengan materi How to be good jurnalist dan dari pihak BI Sultra juga menyampaikan materi produk kebijakan dan istilah di bidang ekonomi, moneter, SSK, dan sitem pembayaran.

Deputi Kepala Perwakilan-Tim Perumusan dan Implementasi Kebijakan dan Keuangan Daerah Bank Indonesia (BI) Sultra, Taufik Ariesta Ardhiawan, menyampaikan bahwa visi KPwBI Sultra sebagai mini Bank Indonesia di daerah yakni menjadi Departemen Regional (DR) yang kredibel dalam mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia serta dalam mensupervisi dan meningkatkan kinerja dan governance Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri (KPwDN) yang berkontribusi bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional.

Sedangkan berdasarkan misinya, BI terus memberikan rekomendasi kebijakan ekonomi regional dalam rangka oengambilan keputusan kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, makroprudensial, sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah; dan mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

Selanjutnya, mensupervisi serta memberikan strategic advisory dan solusi strategis kepada KPwDN dalam menjalankan tugas dan fungsingnya, dan neningkatkan kinerja dan memperkuat governance Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri (KPwDN). Serta nengelola sumber daya strategis KPwDN bekerjasama dengan satuan kerja terkait.

“Salah satu tuga BI di daerah juga yakni melakukan pemantauan, evaluasi dan rekomendasi pengendalian inflasi daerah. Melakukan agregasi dan analisis data statistik ekonomi dan keuangan daerah dalam rangka Regional Financial Surveillance (RFS),” terang Taufik. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan