Nasib Para Investor Jika Terjadi Resesi, Bisa Tempuh Cara Ini

  • Bagikan
Ilustrasi
Ilustrasi

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Banyak negara yang terdapak Covid-19 dan kini mengalami resesi termasuk negara-negara yang lebih besar dari Indonesia.

Segala upaya untuk mencegah resesi telah dilakukan oleh pemerintah, tapi jurang resesi bukan sesuatu yang mudah dihindari.

Dikutip dari Kompas.Com, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, sebanyak 92 persen negara di dunia bakal mengalami krisis tahun ini akibat dampak dari pandemi virus corona.

Data tersebut bersumber dari perhitungan yang dilakukan oleh Bank Dunia.

“Bank Dunia untuk 2020 itu sudah menghitung bahwa lebih dari 92 persen negara di dunia, 92 persen itu akan krisis, akan negatif pertumbuhannya,” ujar Febrio dalam video conference, Jumat (25/9/2020).

Memandang resesi kini semakin nampak, tentunya hal ini membuat para investor menanyakan keamanan dalam melakukan investasi.

Menurut Branch Representative Phintraco Sekuritas Kendari, Mirnawati Dewi, mengatakan bahwa nasib para investor jika terjadi resesi di Indonesia dan jika dia (investor) adalah investor jangka panjang saat resesi dan harga saham-saham cenderung melemah ini bisa dijadikan momentum untuk membeli saham diharga yang lebih murah dan melakukan averagedown untuk sahamnya, yang penting masih punya cash.

“Kalau soal aman berinvestasi dimasa resesi, menurut saya sih aman saja, karena dipasar modal selalu ada momen turun gila-gilaan dan naik juga fantastis yang penting membeli saham dengan fundamental yang bagus,” ucap Dewi, Jumat (25/9/2020).

Dijelaskannya, saat investor membeli saham tidak sedang membeli harga tapi membeli sebuah bisnis. Jadi para investor Indonesia harusnya selalu optimis. Jika masa resesi kedepan sudah dilewati akan menumbuhkan pasar modal lebih pesat lagi, seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia di berbagai sektor yang ada.

“Diquartal III nanti kita mengalami resesi saya kira itu hal yang wajar, dengan peningkatan masalah virus corona dan melemahnya sektor ekonomi kita, serta fasilitas kesehatan yang belum memadai dengan makin banyaknya kasus,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan per september 2020 investor lokal Phintraco Sekuritas ada sekitar 1500. Dari angkat itu tidak semuanya aktif melakukan transaksi setiap hari.

“Investor kami tidak semua melakukan transaksi setiap hari karena ada yang membeli saham untuk invetasi jangka panjang dan tidak melakukan transaksi setiap hari,” ujarnya. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan