SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Pesawat Trike Aquilala PK-S 156 milik Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi wilayah I Wangi-wangi, mengalami mati mesin saat melakukan patroli udara pengamanan Kawasan Taman Nasional Wakatobi, Minggu (29/7/2018) pagi. Akibatnya pesawat mendarat darurat di Desa Sombano, Kecamatan Kaledupa. Meski tak ada korban, pesawat yang dikemudikan Hendrawan itu sempat menghebohkan warga desa setempat.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (KSPTN) Wilayah I, BTN Wakatobi, Union, menerangkan awalnya pesawat meluncur dari Bandara Matahora pukul 07.20 Wita. Lokasi pantauan ditargetkan di lingkup SPTN Wilayah I Wangi-Wangi di Karang Gurita dan lingkup SPTN Wilayah II Kaledupa di Zona Pariwisata Hoga, Zona Perlindungan Bahari Mangrove Desa Burangan, Sandi, Hutan Mangrove Kasuari, serta Zona Pariwisata Mantigola.
Usai pantauan udara dari Hutan Mangrove Kasuari menuju Zona Pariwisata Mantigola, pesawat masih terbang rendah pada ketinggian 500 feet di atas permukaan laut. Namun terjadi permasalahan pada mesin pesawat yang tidak dapat naik ke ketinggian 1.000 feet di atas permukaan laut.
“Berselang beberapa menit, instrumen radio/perangkat komunikasi tidak berfungsi (mati). Pilot berusaha memperbaiki mesin dan kabel yang ada di pesawat, namun mesin tetap tidak stabil,” kata Union.
Pilot akhirnya memilih lokasi pendaratan darurat, antara lapangan bola Desa Sombano atau perairan dangkal Desa Sombano. Berdasarkan pertimbangan stabilitas kondisi mesin dan keamanan masyarakat, pesawat pun didaratkan di perairan dangkal Desa Sombano dengan ketinggian air sekitar 70 centimeter.
“Pada pukul 08.25 Wita dilakukan pendaratan darurat sesuai dengan rencana, pilot beserta tenaga potret udara dalam kondisi selamat. sayap pesawat bengkok akibat pendaratan di air, layar pesawat robek, mesin pesawat mati, nose bar patah, kondisi bagian lainnya dalam keadaan baik,” tambah Union.
Warga setempat juga ikut membantu evakusi usai pendaratan tersebut.
Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido