Bayi Meninggal di Puskesmas Latambaga, Dinkes Kolaka Sebut Bukan Kelalainan Medis

  • Bagikan
Kepala Bidang Pelayanan Dinas Kesehaan Kolaka, dr. Azis. (Foto: Zulfikar/SULTRAKINI.COM)
Kepala Bidang Pelayanan Dinas Kesehaan Kolaka, dr. Azis. (Foto: Zulfikar/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Unggahan foto bayi meninggal oleh akun Facebook Ma’ruf Rhoef, sempat viral di sosial media. Hal ini pun mendapat komentar dari Dinas Kesehatan Kolaka.

Dalam unggahan itu tertulis “Adik saya Hardina melahirkan di Puskemas Kec. Latambaga dgn letak bokong, post SC ditolong bidan yunior tanpa ada bidan senior akhirx bayi tidak bisa diselamatkan kami mohon Dinkes Kolaka melihat kondisi yg ada agar tdk ada lagi yg korban“.

Kepala Bidang Pelayanan Dinas Kesehaan Kolaka, dr. Azis, mengaku kondisi yang menimpa Hardina terjadi pada Minggu, 8 Juli 2018.

Hardina bersama keluarganya mendatangi Puskesmas Kecamatan Latambaga untuk proses persalinan pada Minggu (8/7) sekitar pukul 3.30 Wita. Warga Kelurahan Ulunggolaka berusia 38 tahun itu sebelumnya, mendapat penanganan oleh bidan desa pada 29 Juni lalu. Hardina juga mendapat kunjungan dari dokter. Pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda pembukaan pertama. Namun diduga pihak keluarga terlambat membawa Hardina ke rumah sakit atau puskesmas terdekat, akhirnya nyawa bayi tidak dapat terselamatkan.

“Kami sudah sarankan kepada ibu Hardina tanggal 29 Juni lalu, untuk diobservasi ke puskesmas, tapi pasien beserta keluarga menolak, bahkan ada surat penolakan resmi yang ditandatangani oleh pasien dan suaminya sendiri. Akhirnya baru tanggal 8 dini hari, kemarin, datang ke puskesmas jam 3.30 sudah pembukaan lengkap, sudah lemas. Diperiksa ternyata mengalami sungsang atau letak bokong dan memang tidak terdengar lagi denyut jantung bayi. Setelah keluar, kami lakukan pertolongan sesuai prosedur tapi tidak terselamatkan lagi. Bayi tersebut meninggal bukan dikarenakan kesalahan bidan saat proses persalinan ataupun kesalahan teknis medis,” kata dr. Azis, Senin (9/7/2018).

 

Laporan: Zulfikar
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan