SULTRAKINI.COM: KONAWE SELATAN – Almarhumah ibunda Nur Alam Hj. Sitti Fatimah, dimakamkan berdampingan dengan almarhum suaminya M. Isruddin T yang meninggal 30 Juni 1982 atau sekitar 35 tahun lamanya. Para simpatisan termasuk putra ke-11 itu, turut mendampingi almarhumah sampai di tempat peristirahatan terakhir, Sabtu (14/10/2017).
Pemakaman yang terakhir dijadwalkan pagi tadi sekitar 08.00 Wita, terpaksa ditunda akibat Nur Alam belum berada di rumah duka yang terletak di Desa Alebo, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Penantian Gubernur Sultra dua periode itu, memang telah dinantikan sejak kemarin (13/10) usai ibunda dinyatakan meninggal sekitar pukul 02.00 Wita.
Sehingga sontak saja, ketika Nur Alam memasuki rumah duka, para sanak keluarga dan pejabat daerah yang telah menanti kehadirannya disambut dengan tangisan dan suasana haru, tak terkecuali Nur Alam. Kesedihannya nampak jelas, saat berada di sisi jasad almarhumah. Peluk dan cium tak lupa diberikannya di saat-saat terakhir sebelum dimakamkan di lokasi pemakaman tak jauh dari rumah duka. Begitu juga usai pemakaman dan pembacaan doa, Nur Alam masih memberikan ciuman di batu nisan ibundanya didampingi anak sulungnya beserta Plt. Gubernur Sultra Saleh Lasata.
(Baca: Ciuman Terakhir Nur Alam, Sebelum Ibunda Dimakamkan)
Selama prosesi itu, empat orang utusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI yang ditugasi mengawal dan mendampingi Nur Alam, nampak tak memperketat penjagaan terhadap tahanannya itu. Bahkan bersikap biasa-biasa saja di rumah duka.
Almarhumah Hj. Sitti Fatimah meninggalkan enam orang anak dari sebelumnya 12 orang termasuk Nur Alam yang merupakan anak ke-11, 33 orang cucu, 41 orang cicit serta dua orang canggah.
Laporan: Hasrul Tamrin
