Mahasiswa KKN UHO Bentuk Kelompok Pemuda Sadar Lingkungan di Laonti

  • Bagikan
Pembentukan kelompok pemuda sadar lingkungan oleh mahasiswa peserta KKN tematik UHO di Kecamatan Laonti (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Pembentukan kelompok pemuda sadar lingkungan oleh mahasiswa peserta KKN tematik UHO di Kecamatan Laonti (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Program pengabdian masyarakat Mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO) terintegritas kuliah kerja nyata (KKN) Tematik di Desa Puudirangga, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, dengan mengedukasi dan membentuk kelompok pemuda sadar lingkungan.

Program yang digagas oleh enam orang dosen pengajar sekaligus dosen pendamping, yakni Sohindomi Bana, Nur Arafah, La Baco Sudia, Abdul Manan, Umar Ode Hasani, dan Zulkarnain fokus melakukan penanganan lingkungan di sekitar suaka margasatwa tanjung peropa.

Hal tersebut sesuai dengan tema topik KKN Tematik yakni “Peningkatan Kapasitas Kelompok Remaja Sadar Lingkungan Sekitar Suaka Margasatwa Tanjung Peropa di Desa Puudirangga Kecamatan Laonti Konsel” melalui 16 orang mahasiswa mendapatkan respons positif dari masyarakat setempat.

La Baco Sudia, mengatakan program kerja mahasiswa ini terkait peningkatan kapasistas masyarakat dalam hal ini kelompok masyarakat yang menjadi sasaran adalah kelompok remaja yang usai SMP hingga SMA.

“Outputnya, dari kegiatan KKN ini semoga ada peningkatan pemahaman masyarakat tentang keberadaan dan peranan suaka marga satwa Tanjung Peropa tehadap lingkungan sekitar terhadap kehidupan mereka,” ungkap La Baco, Selasa (6/8/2019).

Kata La Baco, peranan suaka margasatwa sangat penting dalam kehidupan, yakni dari segi ekologi bisa menyediakan dan manjaga tata air. Apalagi berdasarkan data kurang lebih ada 13 desa yang memanfaatkan air yang merupakan jasa dari tanjung peropa salah satunya yakni Desa Puundirangga.

“Kemudian fungsi lainya yakni menyerap karbon, karena masih dipenuhi pohon-pohon sehingga kemapuan menyerap air sangat tinggi. Diperkirakan bisa 60 ton per hektar serpan karbonnya, sehingga kalau di total sangat banyak dari luar suaka margasatwa sekitar 38 ribu hektare,” ujarnya.

Kemudian juga, lanjut dosen lingkungan daerah aliran sungai (DAS) itu, sebagai penyedia oksigen, tentunya suaka margasatwa Tanjung Peropa sebagai penyumbang udara segar, jadi sangat penting dijaga kelangsungan maupun kelestariannya.

“Udara disana sangat segar karena masih banyak pohon, juga bisa menciptakan iklim mikro,” ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, fungsi iklim mikro merupakan suasana kondisi disekitar suaka marga satwa yang sejuk dan sangat cocok untuk pertumbuhan berbagai jenjs tanaman.

“Olehnya itu melalui peserta KKN ini kita bentuk empat kelompok remaja sadar lingkungan, pertama kelompok tentang bank sampah, kelompok tentang pengolahan sampah, penghasil tanaman, dan kelompok sekolah lapang. Keempat kelompok ini bekerjasama menyadarkan masyarakat di sekitar suaka margasatwa tanjung untuk mejaga linkungan,” pungkasnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan