STIE 66 Kendari Pionirkan Inovasi Kurikulum dengan Pelatihan MBKM dan RPL untuk Kesiapan Industri

  • Bagikan
Ketua STIE 66 Kendari, Prof. Abd. Azis Muthalib
Ketua STIE 66 Kendari, Prof. Abd. Azis Muthalib. FOTO: RISWAN/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam (STIE 66) Kendari, pada Kamis (11/01/2023) mengadakan pelatihan inovatif dalam penyusunan kurikulum berbasis Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), sebagai strategi adaptif menghadapi dinamika pasar kerja.

Ketua STIE 66 Kendari, Prof. Abd. Azis Muthalib, mengungkapkan visi institusi dalam mengintegrasikan keilmuan dan kompetensi praktis ke dalam kurikulum. “Revisi kurikulum menjadi kunci penting bagi STIE 66 untuk memastikan lulusannya tidak hanya berwawasan luas tetapi juga siap bersaing dan relevan di pasar kerja,” tegas Muthalib.

Muthalib menambahkan bahwa pihak kampus telah menggandeng tim ahli dari berbagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka untuk menginterpretasikan dan mengaplikasikan kurikulum yang sesuai dengan standar global. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hari berikutnya, STIE 66 akan mengundang para stakeholder industri untuk memberikan masukan berharga mengenai mata kuliah yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.

“Kami berkomitmen mendengarkan dan mengintegrasikan pandangan stakeholder industri untuk menciptakan kurikulum yang inovatif dan aplikatif,” imbuhnya.

Menyoroti kerjasama institusi dengan dunia industri, Prof. Muthalib menyatakan bahwa STIE 66 Kendari telah menjalin kemitraan strategis dengan 48 perusahaan dan organisasi pemerintah, menciptakan jembatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja langsung melalui program kuliah kerja lapangan. “Ini memungkinkan mahasiswa kami untuk mengalami pembelajaran yang holistik, 40 persen di kampus dan 60 persen melalui pengalaman langsung di lapangan,” ungkapnya.

Muh. Tahir Hamzah, pemateri RPL, menggarisbawahi pentingnya jalur RPL sebagai akses alternatif dalam pendidikan tinggi. “Dengan RPL, mahasiswa berpeluang menyelesaikan pendidikan lebih cepat, menghemat waktu hingga 2-3 tahun, tergantung pada pengalaman dan pendidikan informal yang telah mereka peroleh,” jelas Hamzah.

Dalam hal sertifikasi dan persiapan implementasi RPL, STIE 66 Kendari, yang memiliki akreditasi B, siap melangkah maju dengan rencana pembukaan jalur RPL untuk mahasiswa baru. Pelatihan intensif untuk tim asesor menjadi salah satu persiapan krusial, guna menjamin penilaian objektif dan akurat terhadap calon mahasiswa RPL.

“Ini merupakan langkah progresif STIE 66 Kendari dalam menyongsong era pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan adaptif,” pungkas Hamzah.

Laporan: Riswan

  • Bagikan