Ritual Adat Buton bisa Menjadi Langkah Strategis Cegah Stunting

  • Bagikan
Rapat koordinasi membahas penanganan stunting. (Foto: Dok. Dinas Komunikasi dan Persandian Kabupaten Buton, Bagian Protokoler dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Buton)

SULTRAKINI.COM: BUTON – Pemerintah Kabupaten Buton melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar rapat koordinasi Aksi II dalam rangka penyusunan program penurunan stunting pada 2020.

Rakor koordinasi Aksi II di Aula Rapat Bappeda Kabupaten Buton berlangsung Senin, 22 Juni 2020. Rapat ini merupakan tindaklanjut dari rapat sebelumnya pada 16 Juni lalu.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama, akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Kepala Bappeda Kabupaten Buton, Ahmad Mulia, mengatakan penanganan masalah stunting diperlukan kerja sama dari stakeholder ataupun instansi terkait agar terus berkoordinasi dan tidak hentinya melakukan sosialisasi dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting.

“Semua OPD bergerak melakukan pencegahan stunting sesuai dengan tupoksinya,” Kata Ahmad.

Menurutnya, unsur budaya bisa menjadi salah satu cara mencegah stunting. Misalnya, kebiasaan pada upacara adat seperti ritual Pedhole-dhole untuk bayi dengan tujuan menguatkan imun bayi. Hal ini juga dapat digunakan sebagai sarana mencegah stunting pada 1.000 hari kehidupan bayi.

Selain Pedhole-dhole kata Ahmad, acara pingitan bagi gadis di usia remaja sebelum memasuki kehidupan rumah tangga termasuk bisa menjadi sarana pencegahan stunting. Selama Posuo, para gadis yang dipingit di daerah Kabupaten Buton diberikan nasehat-nasehat dalam persiapan menghadapi berbagai masalah rumah tangga nantinya.

“Ini penting, sehingga nantinya dalam edukasi ke masyarakat dapat dijadikan sarana publishing untuk mengedukasi masyarakat dalam mencegah stunting,” jelas Ahmad

Semua OPD terkait di Buton juga diharapkan segera menyusun program dan langkah strategis dalam penurunan stunting di wilayah setempat. (C)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan