Di Masa Depan Mendeteksi Kanker Diprediksi Hanya 10 Menit

  • Bagikan
tes darah Ilustrasi Foto: Republika.co.id
tes darah Ilustrasi Foto: Republika.co.id

SULTRAKINI.COM: Beberapa jenis kanker dapat dideteksi sebelum penderita merasakan gejala apapun. Kanker adalah penyakit berbahaya yang tidak boleh dianggap remeh, stadium awal penyakit ini seringkali tidak bergejala. Pada masa mendatang tidak butuh waktu lama untuk mendiagnosis seseorang menderita kanker atau tidak.

Dilansir dari New York Post, penemuan ini menjamin kanker dapat diperiksa hanya dengan sebuah tes darah yang mudah dalam 10 menit saja.

Cara tes ini dilakukan dengan mengenali sejumlah kecil DNA yang mengalir di pembuluh darah yang hanya datang dari tumor dan bukan dari sel sehat. Penelitian ini memiliki pengaruh yang sangat besar karena dapat mendeteksi lebih awal munculnya kanker dan mengatasinya sebelum munculnya gejala.

Masa mendatang, tes ini diharapkan dapat dilakukan secara bersamaan dengan tes darah rutin seperti cek kolesterol saat ini. Bahkan diharapkan dapat dites hanya berbekal aplikasi ponsel saja. Temuan ini disebut sebagai “cawan suci” untuk diagnosis kanker oleh Profesor Matt Trau dari University of Queensland. Ia juga menyebutnya dapat mengenali berbagai macam kanker yang diderita.

Walau waktu untuk mengenali sel kanker ini 10 menit, namun akurasinya cukup tinggi. Pada eksperimen tersebut, tes ini mampu membedakan tumor dan sel sehat dengan akurasi hingga 90 persen.

Tes ini sendiri mencoba membaca DNA milik seseorang untuk dapat mengenali berbagai jenis kanker yang mungkin dimilikinya.

“Karena kanker sangat rumit dan penyakit yang memiliki berbagai variabel, sangat sulit untuk menemukan tanda yang mudah dari seluruh jenisnya dan membedakannya dari sel yang sehat,” ujar peneliti, dr. Abu Sina.

Dalam riset ini, peneliti berusaha fokus pada DNA yang bersirkulasi pada aliran darah setelah sel kanker mati dan melepaskan kargonya.

Meski penelitian ini belum sempurna pada saat ini, tes tersebut diangkat cukup baik dan akan terus membaik seiring waktu. Hanya saja masih butuh waktu sebelum tes ini bisa digunakan di klinik.

“Kami tidak tahu apakah ini merupakan cawan suci untuk seluruh diagnosis kanker atau bukan,” ujar Trau.

“Hanya saja tampaknya penelitian ini akan menjadi hal yang luar biasa dalam menandai munculnya kanker, sebagai teknologi yang mudah diakses dan murah serta tidak membutuhkan peralatan laboratorium yang kompleks seperti memecah DNA,” ucapnya.

Sambil menunggu cawan suci ini, SultraKini.Com merangkum beberapa gejala kanker dan pemeriksaan.

Kanker Payudara
Gejala:
− Puting berubah bentuk;
− Salah satu atau kedua payudara berubah bentuk;
− Muncul benjolan yang keras dan tidak menyakitkan dengan tepian yang tidak teratur;
− Atau benjolan bulat yang lunak dan lembut;
− Sebagian atau keseluruhan payudara membengkak;
− Payudara atau puting terasa nyeri;
− Puting tertarik ke dalam;
− Kulit payudara atau puting jadi menebal, bersisik, kemerahan, gatal, beruam, dan pada stadium lanjut kulit pada payudara tampak khas seperti kulit jeruk;
− Keluar cairan dari puting (bukan ASI) yang berwarna kuning, cokelat, merah, atau bening.

Pemeriksaan:
Memeriksa fisik payudara sendiri untuk mendeteksi apakah ada perubahan pada payudara seperti adanya benjolan, perubahan pada puting atau pada kulit payudara. Wanita dewasa dari segala usia disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) minimal sebulan sekali. Pemeriksaan awal ini dapat membantu Anda mengetahui bagaimana rupa dan penampilan payudara sendiri, sehingga Anda bisa segera tahu jika ada perubahan.

Ada juga mamogram, pemeriksaan rontgen yang digunakan untuk memperlihatkan penampakan jaringan pada payudara. Jika hasil pemeriksaan mamogram menunjukkan kelainan, pemeriksaan penunjang lain mungkin diperlukan untuk memastikan kanker payudara seperti MRI, USG, atau biopsi.

Disarankan bagi perempuan yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengidap kanker payudara atau kanker ovarium dan wanita berusia di atas 47 tahun yang sudah memasuki masa menopause disarankan memeriksakan diri sekali dalam tiga tahun.

Kanker Leher Rahim/Serviks

Gejala:
− Pada tahap awal, penyakit ini seringkali tidak bergejala.
− Perdarahan vagina yang tidak normal, misalnya muncul setelah menopause, setelah berhubungan seksual, atau antara periode menstruasi.
− Sakit saat berhubungan seks.
− Keluar cairan yang tidak normal dari vagina, baik itu yang berwarna putih, bening, atau cokelat, berbau, dan terdapat noda darah.
− Siklus haid berubah dan tidak dapat dijelaskan.
− Anemia karena perdarahan vagina yang tidak normal.
− Sakit panggul, kaki, atau punggung.
− Buang air kecil bermasalah karena adanya penyumbatan pada ginjal atau ureter.
− Urine atau tinja masuk ke dalam vagina.
− Berat badan turun.
Pemeriksaan:
− Pap Smear, digunakan untuk mencari perubahan sel yang bisa berubah menjadi kanker serviks jika tidak ditangani dengan tepat.
− Tes HPV, tes untuk mendeteksi human papillomavirus yang dapat menyebabkan perubahan sel, terkadang bahkan sebelum sel yang abnormal terlihat atau terbentuk.
− Pada daerah dengan fasilitas yang kurang memadai, pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dapat menjadi pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Puskesmas dan harganya relatif murah.
− Tes skrining kanker serviks memang sangat efektif, namun tidak sepenuhnya akurat. Terkadang, pasien diberi tahu ada sel abnormal padahal normal, atau sebaliknya.
Disarankan bagi:
− Wanita berusia 25 tahun ke atas, terutama yang sudah melakukan hubungan seksual secara aktif. Untuk wanita berusia di antara 25-49 tahun, pap smear disarankan dilakukan tiga tahun sekali. Sementara untuk wanita berusia di atas 49 tahun, tes ini dianjurkan dilakukan lima tahun sekali.
− Untuk wanita berusia 65 tahun ke atas hanya perlu melakukan tes ini jika beberapa hasil tes terakhir tidak normal atau belum pernah menjalani tes sejak umur 50 tahun.

Kanker Usus

Gejala:
− Diare, susah buang air besar, bentuk tinja berubah dalam jangka waktu lebih dari empat minggu;
− Ada darah di tinja atau perdarahan rektum;
− Perut terasa kram, nyeri, atau kembung secara terus-menerus;
− Ada sensasi usus tidak kosong sepenuhnya atau merasa kurang tuntas setelah BAB;
− Merasa lemah atau lelah;
− Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan;

Pemeriksaan:
− Pemeriksaan tinja. Bisa dengan gFOBT (guaiac-Based Fecal Occult Blood Test, menggunakan bahan kimia guaiac untuk mendeteksi darah di tinja), FIT (Fecal Immunochemical Test, menggunakan antibodi untuk mendeteksi darah di tinja), atau tes FIT-DNA (gabungan FIT dan satu tes yang bisa mendeteksi perubahan DNA dalam tinja). Terkadang bukan kanker yang terdeteksi, melainkan maag atau wasir.
− Tes sigmoidoskopi, di mana tabung pendek, tipis, fleksibel, dan ringan dimasukkan ke dalam rektum hingga sepertiga terakhir dari usus besar. Tapi, prosedur ini kemungkinan tidak dapat mendeteksi kanker yang posisinya lebih tinggi.
− Kolonoskopi, di mana tabung yang lebih panjang, tipis, fleksibel, dan ringan dimasukkan melalui anus untuk memeriksa polip atau kanker di dalam rektum dan seluruh usus. Pasien harus melakukan diet khusus sehari atau dua hari sebelum tes ini dilakukan.

Disarankan untuk tes FOBT bagi orang berusia di antara 60-75 tahun; tes sigmoidoskopi dilakukan saat orang menginjak usia 55 tahun; riwayat kanker usus pada keluarga.

Kanker Prostat
Gejala:
− Sering merasa ingin buang air kecil, terutama di malam hari;
− Sulit mengeluarkan atau menghentikan aliran urine;
− Aliran urine lemah atau tersendat;
− Buang air kecil sedikit secara tidak sengaja saat tertawa atau batuk;
− Tidak bisa buang air kecil dalam posisi berdiri;
− Terasa sakit atau perih saat buang air kecil atau ejakulasi;
− Ada darah dalam air seni atau air mani;
− Perlu terburu-buru saat mau buang air kecil;
− Buang air kecilnya lama;
− Merasa kandung kemih belum sepenuhnya kosong usai buang air kecil;
− Disfungsi ereksi atau susah ereksi;
− Pinggul, punggung (tulang belakang), dada (tulang rusuk), atau daerah lain terasa sakit;
− Kaki lemah atau mati rasa;
− Kehilangan kontrol kandung kemih;

Pemeriksaan:
− Pemeriksaan rektal atau digital rectal exam (DRE), dokter atau perawat memperkirakan ukuran prostat dan merasakan apakah ada benjolan atau kelainan lainnya dengan jari. Kenyataannya, pemeriksaan ini sering kali tidak bisa mendeteksi kanker, setidaknya pada tahap awal.
− Tes terhadap Prostate Specific Antigen (PSA). PSA adalah protein yang diproduksi oleh jaringan kanker prostat. Tapi hasil PSA yang tinggi tidak selalu disebabkan oleh kanker prostat dan tidak setiap kasus kanker prostat menunjukkan hasil PSA yang tinggi.
− Pada umumnya, keputusan untuk memeriksa keberadaan kanker prostat dan frekuensi pemeriksaannya berada di tangan pasien sepenuhnya. Belum ada bentuk rekomendasi yang bersifat universal mengenai pemeriksaan ini. Keputusan untuk memeriksa akan didasarkan kepada riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.

Kanker Paru-paru
Gejala:
− Batuk yang tidak hilang atau justru bertambah parah;
− Keluar dahak berdarah atau berwarna karat;
− Nyeri dada yang bertambah parah ketika mengambil napas, batuk, atau tertawa;
− Suara serak;
− Berat badan turun dan kehilangan nafsu makan;
− Sesak napas;
− Merasa lelah atau lemah;
− Infeksi seperti bronkitis dan pneumonia yang tidak hilang atau terus datang kembali;
− Mengi;
− Nyeri tulang;
− Sakit kepala;

Pemeriksaan:
− CT scan dosis rendah, menggunakan radiasi dosis rendah untuk membuat serangkaian area gambar di dalam tubuh yang sangat rinci. CT scan dosis rendah yang dilakukan pada orang yang sehat juga berisiko menyebabkan kanker.
− Rontgen dada, menggunakan sinar- X untuk melihat organ dan tulang di dada.
− Sitologi sputum, sebuah prosedur di mana sampel dahak diperiksa di bawah mikroskop untuk memeriksa sel kanker.
− Tes skrining kanker paru-paru dapat menunjukkan bahwa seseorang menderita kanker paru-paru, padahal sebenarnya Pasien yang mengalami tes skrining kanker paru-paru bisa membuat mereka dirawat di rumah sakit, padahal mungkin perawatan tidak dibutuhkan.

Kanker Hati
Gejala:
− Berat badan turun;
− Kehilangan nafsu makan;
− Perut bagian atas terasa sakit;
− Mual dan muntah;
− Tubuh terasa lemah dan lelah;
− Perut membengkak atau ada penumpukan cairan;
− Kulit dan bagian putih mata berwarna kuning;
− Tinja berwarna putih;
− Merasa sangat kenyang walau hanya makan sedikit;
− Hati membesar, ada benjolan di bawah tulang rusuk sebelah kanan;
− Limpa membesar, ada benjolan di bawah tulang rusuk sebelah kiri;
− Gatal-gatal;

Pemeriksaan:
− Pemeriksaan gambar menggunakan USG, CT scan, MRI, angiografi (sinar-X yang memeriksa pembuluh darah), atau pemindaian tulang jika terdapat keluhan nyeri tulang atau dokter mencurigai kanker telah menyebar ke tulang.
− Laparaskopi atau biopsi akan dilakukan jika dokter berpikir Anda menderita kanker hati, tapi hasil pemeriksaan pencitraan tidak meyakinkan.
− Pemeriksaan lab seperti pemeriksaan darah untuk mendeteksi tingkat alfaprotein (AFP); pemeriksaan fungsi hati; penggumpalan darah hepatitis; fungsi ginjal; pemeriksaan darah lengkap; dan tes lainnya.

Kanker Darah
Gejala:
− Demam atau menggigil;
− Letih dan lemas terus-menerus;
− Sering infeksi atau infeksinya parah;
− Berat badan turun;
− Mudah berdarah atau memar;
− Sering mimisan;
− Muncul bintik-bintik merah kecil di kulit;
− Keringat berlebihan, terutama di malam hari;
− Tulang terasa nyeri atau sakit saat disentuh;
− Muncul benjolan di leher, ketiak, atau pangkal paha;
− Gusi dan rektum mengalam;
− Darah menstruasi banyak;
− Tidak nafsu makan;
− Perut sebelah kiri terasa nyeri dan bengkak;

Pemeriksaan:
− Pemeriksaan darah lengkap.
− Aspirasi sum sum tulang dan biopsi, mencari sel kanker dengan mengambil jaringan dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya.
− Rontgen dada atau CAT scan dada, bisa menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening atau tanda-tanda leukemia atau infeksi lain di dada.
− Spinal tap, dokter mengambil beberapa cairan serebrospinal (cairan yang mengisi ruang di dalam dan sekitar otak dan saraf tulang belakang) untuk dianalisa di laboratorium.

Tentu pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendeteksi kanker tersebut tidak sepenuhnya akurat. Untuk mendiagnosis pasti apakah terdapat sel kanker atau tidak, perlu dilakukan biopsi. Dengan mengambil sampel jaringan yang diduga terkena kanker dan diperiksa di bawah mikroskop, dokter akan melihat apakah sel-sel pada organ tersebut masih normal atau sudah berubah menjadi sel kanker. Tetapi untuk menentukan apakah perlu dilakukan biopsi atau tidak dalam program pemeriksaan skrining perlu berkonsultasi dengan dokter.

Sumber: Merdeka.com dan Alodokter.com
Laporan: Saswita

  • Bagikan