Dua Penyebab Tingginya Harga Bawang Putih Hingga Rp 100 ribu/kg di Wakatobi

  • Bagikan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Wakatobi, Safiuddin. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Wakatobi, Safiuddin. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Lonjakan harga sejumlah bahan pokok, terutama bawang putih di Kabupaten Wakatobi belum dapat dikendalikan pemerintah.

Temuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), penyebab tingginya harga bawang putih bukan saja dipengaruhi naiknya harga bawang di tingkat agen, tetapi tingginya harga transportasi kapal dan biaya buruh.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Wakatobi, Safiuddin, menerangkan faktor penyebab utama tingginya harga bawang putih, yaitu tingginya biaya transportasi laut, darat, dan tingginya biaya buruh.

“Para pedagang kita beli bawang putih di Baubau dan Kendari kisaran Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu per kilo. Penyebab sampai Rp 100 ribu per kilo (di Wakatobi) karena ditambah dengan tingginya biaya transportasi kapal, mobil, dan biaya buruh. Insya Allah kalau penimbunan tidak ada,” ucap Safiuddin, Selasa (14/5/2019).

Pantauan TPID yang dibentuk Pemda Wakatobi itu, sejumlah pasar menjualkan bawang putih dikisaran harga Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram.

Diprediksi Safiuddin, harga Rp 80 ribu per kilogram dijualkan pedangang setelah memasok barang dari Baubau menggunakan kapal feri yang biayanya murah dibandingkan bawang putih dibeli dari Kendari.

“Yang jual Rp 100 ribu per kilo adalah mereka yang beli di Kendari karena biaya kapal tinggi,” tambahnya.

TPID bersama pihak Dinas Perhubungan berencana memanggil pihak TKBM dan jasa penyedia kapal laut guna penanganan transportasi pedagang tersebut. Termasuk berkoordinasi dengan para pedagang soal penggunaan jasa tol laut.

Apabila stok bawang putih di Surabaya banyak dan biayanya murah. Pemda akan mendorong pedagang membeli bawang di wilayah tersebut.

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan