La Bakry Harap Praja dan Purna Praja Menerapkan Prinsip Leluhur Buton

  • Bagikan
Bupati Buton, La Bakry, saat menghadiri acara silaturahmi Praja dan Purna Praja APDN/IIP/STPDN/IPDN se-Kepulauan Buton. (Foto: Istimewa).
Bupati Buton, La Bakry, saat menghadiri acara silaturahmi Praja dan Purna Praja APDN/IIP/STPDN/IPDN se-Kepulauan Buton. (Foto: Istimewa).

SULTRAKINI.COM: BUTON – Bupati Buton, La Bakry hadiri acara silaturahmi Praja dan Purna Praja APDN/IIP/STPDN/IPDN se-Kepulauan Buton di Kali Topa Wabula, Kabupaten Buton pada Senin (29/12/2019).

Sebagai Purna Praja dan Bupati Buton pernah menjadi tenaga pengajar sebagai dosen di IIP, La Bakry mengingatkan para praja untuk tetap berproses dan melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.

“Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu. Pendidikan hanya sarana saja. Bangga boleh tetapi tidak boleh tinggi hati,” kata La Bakry.

La Bakry berpesan agar praja dan pruna praja dapat meniru dan mengimplementasikan pesan-pesan leluhur Buton yaitu Falsafah Pomaemaeka (sesama manusia harus tenggang rasa), Pomamasiaka (tiap manusia harus saling menyayangi), poangkakataka (sesama manusia harus saling menghargai), dan popiapiara (sesama manusia harus saling memelihara).

“Falsafah dan ajaran orang Buton itu jangan hanya dihafal tapi nilai dan prinsip leluhur itu, kita realisaikan dalam sikap dan perilaku kita,” ujar La Bakry.

“Dimanapun berada. Saya yakin kalau itu dipraktekkan, pasti akan sukses. Saya merantau dari Ambon ke Jakarta hanya bermodalkan prinsip itu. Dan, alhamdulillah semua hambatan dan rintangan dapat dilalui dengan sukses,” tambahnya.

Dikesempatan yang sama Koordinator Praja Kabupaten Buton, La Ode Muhidin Mahmud, mengajak para praja dan purna praja untuk meraih cita-cita melalui proses yang ada.

“Sebab semua orang menginginkan itu. Prinsip orang Buton itu bersifat Rahmatan Lilalamin. Tidak ada satupun anak manusia yang tidak menginginkan saling menghormati, menghargai, menyayangi, menutup aib” Kata Muhidin

“Kalau anda tidak mau dipermalukan, jangan permalukan orang. Jangan sakiti orang kalau tidak mau disakiti. Itulah yang disebut Rahmatan lilalamin,” tukasnya.

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan