Program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi Mulai Ditagih

  • Bagikan
Emen Lahuda. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Emen Lahuda. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Usai dilantik sebagai Bupati Wakatobi dan Wakil Bupati Wakatobi pada 28 Juni 2021, Haliana dan Ilmiati Daud (HATI) pun langsung menyampaikan program 100 hari kerjanya di hadapan ratusan pendukungnya saat menggelar silaturahmi di Jalan Seroja, Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari Barat, beberapa bulan lalu.

Program 100 hari kerja pasangan dengan akronim HATI yang sempat diutarakan diantaranya, perbaikan pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Janji tersebut pun mulai ditagih langsung oleh koordinator relawan HATI, Emen Lahuda.

Menurut Emen, jika dihitung berdasarkan kalender sejak pasangan HATI ini menjabat maka tepat 8 Oktober 2021 kemarin masa jabatan HATI genap 100 hari. Namun jika program 100 hanya dihitung pada hari kerja saja maka nanti tanggal 18 November 2021 program 100 hari selesai. Tapi program 100 hari kerja yang dijanjikan kepada masyarakat Wakatobi belum terselesaikan semua sampai saat ini.

“Sangat teringat jelas, ketika Haliana dilantik pada 28 Juni 2021 lalu, bagaimana ia (Haliana, red) mengeluarkan statementnya terkait apa-apa yang akan dilakukannya selama tiga bulan pertama masa kerjanya. Begitu banyak yang tercatat dan kami memahami itu adalah upaya yang dilakukan untuk meyakinkan masyarakat. Namun, pada kenyataannya pada 100 hari kerja saya melihat banyak kegagalan disini,” kata Emen Lahuda, Selasa (12/10/2021).

Dia mengatakan, saat itu Haliana memperkenalkan program ‘Merdeka Belajar’, dimana keduanya memastikan tak ada lagi anak-anak yang tidak bersekolah. 

“Saat ini, berapa banyak sih anak di Wakatobi yang putus sekolah yang telah di sekolahkan kembali oleh pak Bupati,” ucapnya.

Selain itu, Bupati Wakatobi juga menjanjikan beasiswa dan pakaian seragam akan dilaunching pada 100 hari kerja pertama. Namun faktanya belum ada sama sekali. 

“Tapi buktinya, belum ada juga tuh pergerakan yang menyentuh hal ini. Padahal ini salah satu yang paling dinantikan terutama untuk anak-anak muda yang sedang mengenyam pendidikan,” terangnya.

Sementara janji Bupati Wakatobi di bidang kesehatan, untuk memberikan Kapal Speed Boath (ambulance laut) di pulau Kaledupa, Tomia, dan Binongko belum juga terealisasi hingga saat ini.

Janji lainnya akan memberikan Mobil Ambulance di setiap Puskesmas, juga hingga saat ini tak kunjung terealisasi.

“Bupati tak boleh menutup mata dengan segala janji yang terucap,” tegasnya.

Amatan SultraKini.com, pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi telah menggratiskan penggunaan Speed Boath (ambulance laut) oleh warga yang sakit. Selain itu atas koordinasi Bupati Wakatobi Haliana, Motor Vessel (MV) Cantika Bahari rute Wangi-wangi, Wakatobi – Pasar Wajo, Buton digratiskan pengangkutan jenazah dan orang sakit.

Berkaitan dengan janji-janji politik tersebut, Bupati Wakatobi Haliana belum dapat dikonfirmasi karena masih berada di luar daerah Wakatobi. (B)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan