Air Talaga di Buteng Belum Mengalir Sejak Diresmikan, Dirut Perumdam Oeno Lia Bilang

  • Bagikan
Bupati Buton Tengah, Samahuddin meresmikan Perumdam Oeno Lia pada 7 November 2021. (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BUTON TENGAH – Kebahagiaan masyarakat Talaga Raya, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara menikmati air bersih dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) yang baru-baru ini diresmikan rupanya masih harus tertunda.

Bagaimana tidak, air Perumdam ini malah tidak mengalir sama sekali sejak diresmikan langsung oleh Bupati Buton Tengah, Samahuddin di dampingi para kepala SKPD Buton Tengah pada Minggu, 7 November 2021.

(Baca: Senangnya Warga Pulau Talaga Raya di Buteng, Akhirnya Nikmati Air Bersih dari Perumdam)

Padahal sebelumnya, kurang lebih dua bulan sebelum Perumdam diresmikan masyarakat sudah menikmati air PDAM di rumah mereka secara gratis.

Masyarakat Talaga Raya pun menyampaikan keluhan tidak mengalirnya air bersih yang diidam-idamkan itu dalam bentuk lisan, maupun tulisan atau gambar yang diunggah di media sosial masing-masing.

Direktur Perumdam Oeno Lia, Muhiddin mengaku pihaknya terpaksa menghentikan penyaluran air ke masyarakat karena kondisi air keruh akibat hujan yang mengakibatkan debit air sungai meningkat. Hal ini karena di Talaga Raya belum memiliki bak penyulingan air, sementara sumber airnya tidak berasal dari sumber mata air langsung, namun berasal dari air permukaan seperti air terjun dan atau sungai yang akan keruh saat hujan.

“Makanya aliran airnya kita buang di bagian laut di pegunungan, sebab jangan sampai kita alirkan itu tersumbat nanti, jadi kalau dicek sudah kurang (keruhnya) baru kita coba kasih masuk lagi baru kita diamkan. Kalau sudah mengendap baru kita alirkan ke masyarakat,” jelasnya, Rabu (17/11/2021).

Upaya mengatasi hal tersebut pihaknya terus memaksimalkan penyaluran air di Talaga Raya mengingat pendapatan Perumdam juga dari pelanggan, yaitu masyarakat Talaga Raya.

Menurut Muhiddin memang selama ini kendala pembukaan Perumdam di Talaga Raya adalah sumber air. Berdasarkan keluhan masyarakat, sejak dulu sumber air yang diambil dari pulau seberang akan merah saat hujan, sehingga pihaknya mengupayakan mencari mata air di pulau Talaga namun tidak ditemukan.

Solusi dari permasalahan ini, kata Muhiddin, yaitu pengadaan bak penyulingan. Namun untuk hal itu perlu standar PDAM yang menyedot banyak anggaran. Oleh karena itu, pihaknya melakukan konsultasi dengan kementerian terkait mengenai pengadaan bak penyaring.

Namun demikian, Perumdam mengaku akan berupaya maksimal untuk mengatasi hal tersebut. Pemerintah Buteng dalam hal ini Bupati Buteng, Samahuddin akan menyediakan bak penyaring manual pada 2022.

“Makanya tahun ini pak bupati anggarkan untuk pembangunan bak penyaring manual. Baru mau pembahasan APBD ini kemungkinan 2022 pembangunan,” terangnya.

Muhiddin berharap masyarakat lebih bersabar sambil menunggu pengadaan penyulingan. Kendala-kendala seperti ini akan selalu ada di setiap program kerja apapun.

“Memang harus dia (masyarakat) sabar, tidak bisa tidak karena sumber air di Talaga itu memang hanya itu. PDAM yang berdiri lama seperti di Baubau juga seminggu sekali, Apalagi Perumdam Oeno Lia masih baru,” tambahnya.

Perumdam Oeno Lia memiliki empat bak penampung, yaitu tiga bak di Talaga Kecil dan satu bak di Talaga Besar yang memiliki ukuran berbeda-beda. (B)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan