SULTRAKINI.COM: BUTON TENGAH – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara terus bersinergi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam mewujudkan kampung religi melalui penyuluhan keagamaan secara rutin kepada masyarakat.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buteng, Khalifah, mengatakan salah satu komitmen dari pemerintah daerah adalah menjadikan negeri ini sebagai negeri yang berkah di mana komitmen terwujud seperti memiliki masyarakat yang religius.
“Dalam rangka pembinaan, kita di sini punya penyuluh agama islam yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat, di Kabupaten Buton Tengah jumlahnya 58 orang penyuluh tersebar di tujuh kecamatan, masing-masing kecamatan ada delapan dan tujuh penyuluh,” jelas Khalifah, Senin (27 Desember 2021).
Adapun sasaran penyuluhan kepada kelompok masyarakat, yakni majelis taklim, pondok pengajian anak muda, orang tua, bahkan di salah satu daerah binaan di Kecamatan Lakudo mengumpulkan para pemuda untuk mengubah kebiasaan tidak baik seperti nongkrong hingga larut malam dan minum minuman keras diganti dengan pengajaran agama, mengaji, dan melakukan kegiatan-kegiatan agama lainnya.
“Dan itu secara intens, mereka punya jadwal dan harus dilaporkan tiap bulan. Jadi bukan hanya sambilan saja karena mereka juga kan diberi honor untuk itu jadi mereka (para penyuluh) harus mempertanggungjawabkan tugas dan fungsi mereka sebagai pembina dan melayani masyarakat,” terangnya.
Para penyuluh ini, kata Khalifah, akan menjadi media informasi dan media konsultasi masalah agama seperti masalah rumah tangga, ahli waris atau rukun islam.
Pihaknya sangat mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah sehingga segala program kerja Kemenag dimudahkan dalam bentuk materil. Selain itu, program kerja pemda mewujudkan kampung religi ini selaras dengan tujuan Kemenag Buteng.
“Program-program daerah juga tentunya mendukung apa yang menjadi kebutuhan Kemenag Buteng, misalnya kegiatan MTQ, kegiatan keagamaan hari besar islam mulai dari satu muharram sampai dengan pelaksanaan hari raya satu syawal atau idul fitri dan idul adha, maulid nabi, isra miraj, nuzul quran, dan kegiatan agama lainnya,” tambahnya. (C)
Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido