Ketua Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Teguh Wijayanto, mengatakan program tersebut merupakan sebagai wujud dari Tri Dharma perguruan tinggi khususnya di bidang pertanian. Jadi melalui program itu, Fakultas Pertanian mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk mengimplementasikan keilmuan yang langsung diterapkan dimasyarakat, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kata Teguh, pada program tersebut ada tiga aspek yang dikembangkan antara lain, penyediaan bahan pangan yang mudah diusahakan dengan pemanfaatan pekarangan, penjernihan air keruh dengan bahan-bahan sisa tanaman dan peningkatan gizi masyarakat melalui pembuatan bahan-bahan makanan, salah satunya pembuatan naget, dan itu disambut baik oleh masyarakat Kota Kendari di Kecamatan Kambu.
“Meskipun skalanya tidak terlalu besar, kita bermaksud untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam hal penyediaan bahan pangan dengan pemanfaatan pekarangan yang mudah untuk diusahakan,” kata Teguh Wijayanto, Rabu (29/8/2018).
Lebih lanjut, wakil dekan bidang akademik itu, mengatakan teknik penjernih air tersebut dibuat langsung dengan bahan-bahan sisa tanaman yang difermentasi, utamanya seperti limbah kulit pisang dan biji daun kelor, yang dibuat seperti pupuk kemudian setelah jadi langsung ditaburkan kedalam air keruh. Setelah beberapa jam sekitar dua sampai tiga jam air keruh akan menjadi jernih.
“Kita tau sendiri kalau di musim hujan, air itu keruhnya bukan main, jadi kita coba kembangkan teknologi penjernihan air dengan biaya yang bisa dijangkau. Saya yakin prodak pengabdian ini dapat diterapkan, tetap ini perlu perbaikan dan penyesuaian karena demonya kali ini skalanya sangat kecil jadi kedepannya perlu ada peningkatan,” ucap Teguh
Selain untuk pengabdian dosen kepada masyarakat, program tersebut di implementasikan langsung di masyarakat dengan melibatkan mahasiswa terintegrasi KKN Tematik baik dengan metode sosialisasi maupun praktek langsung di lapangan.
“Cuman pertanyaannya, apakah diaplikasikan diskala yang lebih besar ? itu perlu penyesuaian disana sini, untuk tahap awal ini pengenalan kita belum mendapatkan solusinyam,” katanya
Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng