Komoditas Besi dan Baja Pengaruh Utama Kenaikkan Impor Sultra Agustus 2019

  • Bagikan
Grafik perkembangan impor Sultra pada Agustus 2019. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Grafik perkembangan impor Sultra pada Agustus 2019. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat nilai impor provinsi pada Agustus 2019 sebesar US$180,58 juta atau mengalami peningkatan 125,64 persen dibanding impor Juli 2019 yang tercatat US$80,03 juta. Sedangkan volume impor pada Agustus 2019 tercatat 209,18 ribu ton atau naik 204,88 persen dibanding impor Juli 2019 tercatat 68,61 ribu ton.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan selama periode 2018-2019, nilai impor Sultra tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai US$180,58 juta dan terendah terjadi di Maret 2019, yaitu US$28,75 juta. Sementara volume impor tertinggi tercatat pada Mei 2019 mencapai 282,40 ribu ton dan terendah di Januari 2019 dengan volume 38,99 ribu ton.

“Impor Sultra Agustus 2019 didominasi oleh kelompok komoditi mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$56,33 juta, selanjutnya kelompok komoditi bahan bakar mineral dengan nilai US$30,35 juta. Kemudian kelompok komoditi benda-benda dari besi dan baja dengan nilai US$28,47 juta; dan kelompok komoditi mesin dan peralatan listrik sebesar US$23,29 juta,” jelas Edy, Selasa (1/10/2019).

Kenaikkan terbesar impor Sultra Agustus 2019 dibanding Juli 2019 terjadi pada kelompok komoditas besi dan baja senilai US$10,00 juta atau 554,18 persen.

Sementara negara asal barang utama Impor Sultra Agustus 2019 mengalami peningkatan sebesar 125,64 persen dibanding bulan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh peningkatan impor dari negara Tiongkok senilai US$155,16 juta (163,29 persen) dan negara Singapura senilai US$23,68 juta (12,25 persen).

“Dari sisi peranan terhadap total impor Januari-Agustus 2019, Tiongkok merupakan negara asal barang utama terbesar dengan nilai impor US$373,02 juta (66,87 persen), diikuti Singapura dengan nilai US$146,70 juta (26,30 persen),” terang Edy.

Peranan kedua negara asal barang utama tersebut mencapai 93,17 persen dari total impor Sultra pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Impor menurut penggunaan barang selama Agustus 2019 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 83,05 persen dengan nilai US$35,36 juta.

Selama Januari-Agustus 2019 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor barang konsumsi mengalami kenaikkan sebesar US$0,55 juta (323,71 persen).

“Sedangkan, bahan baku/penolong mengalami penurunan sebesar 2,84 persen atau senilai US$408,08 juta dan barang modal mengalami kenaikkan 59,05 persen atau senilai US$149,19 juta,” ucapnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan