Harga Bahan Pokok di Wakatobi Meningkat Tajam Menjelang Ramadan

  • Bagikan
Pedagang beras di pasar pagi Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Pedagang beras di pasar pagi Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: Menjelang bulan suci Ramadhan 2024, dinamika ekonomi di Kabupaten Wakatobi mengalami gejolak signifikan. Inflasi kebutuhan pokok menjadi sorotan utama, mempengaruhi standar hidup masyarakat setempat. Beras, gula, dan telur, tiga komoditas penting dalam kehidupan sehari-hari, mencatatkan kenaikan harga yang cukup mencolok.

Asma, seorang pedagang pasar pagi di Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, mengungkapkan bahwa fenomena ini bukan hanya terjadi menjelang Ramadhan, namun telah mulai terasa sejak sebulan yang lalu, dengan puncak kenaikan terjadi sekitar seminggu terakhir.

“Kenaikan beras sudah terasa sejak sebulan yang lalu. Namun, baru-baru ini, harganya semakin meroket,” ungkap Asma dalam wawancara di tempat dagangannya, Rabu (28/2/2024).

Menurut Asma, kenaikan harga merata pada semua jenis beras. Beras berkualitas premium yang sebelumnya dijual Rp 850.000 per karung 50 kilogram, kini naik menjadi Rp 15.000 per liter.

Sementara itu, beras kualitas medium mengalami kenaikan dari Rp 800.000 menjadi Rp 13.000 per liter untuk karung 50 kilogram. Beras ketan putih, yang notabene mengalami kenaikan paling signifikan, dari Rp 450.000 menjadi Rp 600.000 untuk karung 25 kilogram.

Tak hanya beras, gula pasir dan telur juga mengalami kenaikan. Harga gula pasir per liter naik dari Rp 13.000 menjadi Rp 16.000, sementara harga satu rak telur naik dari Rp 53.000 menjadi Rp 60.000 dalam waktu seminggu.

Kenaikan harga bahan pokok ini, menurut Asma, belum terlalu mempengaruhi daya beli masyarakat Wakatobi.

Inflasi kebutuhan pokok di Kabupaten Wakatobi menjelang Ramadhan 2024 menjadi isu krusial yang memerlukan perhatian semua pihak. Kenaikan harga ini tidak hanya berdampak pada ekonomi rumah tangga, tapi juga potensial mempengaruhi stabilitas harga di pasar lebih luas.

Laporan: Amran Mustar Ode

  • Bagikan