Peringatan Dini Tsunami Berakhir, BMKG: Warga Pesisir Tetap Diminta Waspada

  • Bagikan
Ilustrasi. (Sumber: Istockphoto)

SULTRAKINI.COM: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami berakhir, Selasa (14 Desember 2021).

“Selisih dua jam, 11.20-13.24 tidak terdeteksi muka air laut lagi maka peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir, artinya masyarakat bisa kembali ke tempat masing-masing namun tetap waspada terutama adanya gempa susulan,” jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Peringatan dini tsunami ditekankan diakhiri, bukan dicabut artinya kewaspadaan masyarakat harus tetap ditingkatkan.

Seperti dikatakan Kepala BMKG, masyarakat di wilayah utara Flores dan Pulau Lembata yang diminta tetap tenang, namun apabila suatu waktu merasakan guncangan di tepi pantai atau guncangan yang mengayun diharapkan menuju tempat tinggi. “Jangan menunggu sirine ,mohon kembali lagi menuju tempat tinggi,” sambung Dwikorita.

Masyarakat lainnya juga tetap diimbau selalu tenang dan tidak terpengaruhi isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat diharapkan mewaspadai gempa suuslan dan mewaspadai bangunan retak akibat gempa.

“Gempa susulan terjadi hingga pukul 12.40 Wita tercatat 15 aktivitas gempa susulan, gempa maksimal 5,6 (magnitudo), gempa cenderung melemah,” terang Kepala BMKG.

Konferensi pers BMKG sehubungan gempa bumi di Flores. (Foto: potongan video BMKG)

Dilaporkan sebelumnya gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang laut Flores dengan episenter gempa berlokasi di laut pada jarak 112 kilometer arah barat laut Kota Larantuka, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman sepuluh kilometer.

Gempa tersebut dikategorikan gempa dangkal akibat aktivitas Sesar aktof di laut Flores. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip.

Meski demikian, hasil permodelan gempa tersebut berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada di Flores timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara, dan Pulau Lembata.

Khusus Provinsi Sultra, status peringatan sempat disematkan pada sejumlah daerah, seperti Buton status siaga, Bombana status siaga, Wakatobi status waspada, dan Kendari, Pulau Watulumango dengan status waspada.

(Baca juga: Buton, Wakatobi dan Bombana Status Siaga Tsunami Pasca Gempa NTT)

Hasil monitoring tide gauge menunjukkan adanya kenaikkan muka air laut setinggi tujuh sentimeter di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapoko, NTT.

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan