SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat perkembangan impor Sultra sejak Januari-November 2018 sebesar US$ 735,91 juta atau naik 1,66 persen (C-to-C).
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan impor Sultra didominasi oleh bahan bakar mineral sebesar US$ 385,95 juta atau 58,94 persen, mesin dan pesawat mekanik sebesar US$ 89,26 juta atau 13,63 persen.
“Pangsa impor Sultra sepanjang Januari sampai November 2018 ada pada tiga negara besar yakni Singapura, Tiongkong dan Malaysia,” Mohammad Edy Mahmud, Rabu (2/1/2019).
Edy menerangkan, Singapura mengimpor ke Sultra sebesar US$ 389,23 juta atau 52,89 persen, Tiongkok sebesar US$ 321,69 juta atau 43,71 persen dan Malaysia US$ 12,71 juta atau 1,73 persen.
“Impor barang dari besi atau baja sebesar US$ 77,57 juta. Mesin dan peralatan listrik serta bagiannya sebesar US$ 44,99 juta. Kendaraan selain yang bergerak di atas rel sebesar US$28,11 juta,” ungkap Edy.
Sementara itu, jika dilihat dari nilai impor per November 2018 berdasarkan golongan penggunaan barang yaitu konsumsi menerima impor sebesar US$ 0,02 juta, bahan baku/penolong sebesar US$ 40,63 juta dan barang modal sebesar US$ 40,41 juta.
“Nilai Impor Sultra pada November 2018 sebesar US$ 81,07 juta atau turun sebesar -18,28 persen jika di banding bulan sebelumnya Oktober 2017 sebesar US$ 99,21 juta,” pungkasnya.
Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng