SULTRAKINI.COM: KENDARI – Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Kendari, Rahmad Buyung mempertanyakan keberadaan perusahaan Jasa Transportasi Online Grab di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menurutnya, Grab di Kota Kendari akan berdampak pada angkutan umum konvesional seperti Taxi. Dampak tersebut akan mempengaruhi tingkat pendapatan para angkutan kovensional lokal yang ada di daerah ini.
“Kita sudah pernah menyampaikan hal ini kepada Dinas Perhubungan Kota Kendari untuk menyikapi hal tersebut. Karena kami ingin mengetahui status keabsahan dari perusahaan Grab ini. Kami tidak melarang atau apapun, selagi keberadaanya memenuhi ketentuan yang belaku,” ujar Rahmad kepada SultraKini.Com, melalui sambungan telepon seluar, Sabtu (18/11/2017).
Menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya akan kembali menemui Dishub Kota Kendari untuk mempertanyakannya. Karena hadirnya transportasi online untuk lingkup kota merupakan kewenangannya.
“Selain menemui Dishub Kota, saya juga akan menemui pihak Grab yang ada di Kota Kendari. Kita mau mempertanyakan terkait izin administrasinya ke beberapa pihak seperti, Dishub Kota dan Kepolisian,” jelas Rahmad.
Berdasarkan pantauan SultraKini.Com di sebuah grup sosial media terhadap sebuah postingan keberadaan Grab di Kota Kendari yang menuai kontroversi.
Sebagian besar menganggap bahwa hadirnya Grab di Kota kendari akan berdampak pada angkutan konvensional pada tingkat pendapatan. Selain itu, keberadaan Grab dinilai menjadi sebuah ancaman bagi para supir angkutan umum dan menjadi celah pengangguran.
Namun ada pula yang menyambut positif hadirnya grab. Pasalnya, selain tarif yang terjangkau, juga membantu masyarakat dalam mengefektifkan aktivitas sehari-hari.
Mengingat di Kota Kendari masih banyak ruas jalan yang tidak dilalui angkutan umum. Sehingga keberadaanya di anggap baik.
Laporan: Wayan Sukanta
