Festival Budaya Tua Buton, Skala Daerah Diakui Mancanegara

  • Bagikan
Nampak Kapal Yacht yang ditumpangi wisatawan mancanegara berlabuh di Teluk Pasarwajo. (Foto: Istimewa)
Nampak Kapal Yacht yang ditumpangi wisatawan mancanegara berlabuh di Teluk Pasarwajo. (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: BUTON – Festival Pesona Budaya Tua Buton merupakan event daerah namun menarik minat para wisatawan dari berbagai negara. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya kapal yacht yang berlabuh di Teluk Pasarwajo untuk menyaksikan langsung pagelaran ritual yang digelar pada rangkaian festival.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, La Ode Zainuddin Napa, mengungkapkan setiap tahunnya pada penyelenggaran Festival Budaya Tua kapal-kapal yacht yang berlabuh di Teluk Pasarwajo sangat antusias dan menyatakan kesenangan mereka dengan pesona kekayaan budaya dan wisata Buton.

Ketika berkunjung di Buton, kata Zainuddin Napa, para wisatawan mancanegara itu membuat terstimoni dengan tulisan tangan menyatakan kegembiraan mereka dalam menyaksikan budaya di Buton.

“Dan itu adalah gambaran bahwa Festival Pesona Budaya Tua dilaksanakan dalam skala daerah, namun telah diakui secara internasonal,” kata mantan Kepala Kantor Penghubung Buton itu dengan nada bangga, Jumat (2/8/2019).

“Tahun lalu tercatat 38 kapal yacht yang berasal dari 9 negara merapat ke Pasarwajo. Tahun ini sudah ada 66 kapal yacht yang telah mengkonfirmasi pihak Pariwisata, menyampaikan kehadiran mereka untuk berlabuh di Pasarwajo guna menyaksikan Festival Budaya Tua Buton,” sambung Zainuddin Napa.

Nampak Kapal Yacht yang ditumpangi wisatawan mancanegara berlabuh di Teluk Pasarwajo. (Foto: Istimewa)
Nampak Kapal Yacht yang ditumpangi wisatawan mancanegara berlabuh di Teluk Pasarwajo. (Foto: Istimewa)

Di Buton, para wisatawan itu kata Uddin sapaan Zainuddin Napa akan diiukutkan lomba dayung tradisonal. Mereka akan mengayuh koli-koli (sampan trdisional Buton). Selain itu, mereka juga akan diajak untuk membuat kerajinan tangan dari tanah liat.

“Khusus kerajinan ini, pengrajinnya sudah langka. Sehingga mereka akan kami undang dalam Festival Budaya Tua ini untuk memamerkan sekaligus memperagakan pembuatan kerajinan tangan tersebut,” ujarnya.

“Selain itu, mereka juga akan diajak ke tempat penyulingan gula aren. Di sana mereka akan menyaksikan alat penyulingan yang memakai bambu yang setiap ruasnya dilekatkan dengan getah pohon, bukan lem. Ini yang menarik para wisatawan,” tambah Uddin.

Menurut Uddin, pihaknya pernah membawa wisatawan mancanegara itu ke tempat penyulingan Gula Aren dan mereka mengatakan alat penyulingan itu pernah dilalukan oleh nenek moyang mereka pada abad ke 16 yang harus dilestarikan.

Lanjut Uddin, nantinya para wisatawan dari berbagai negara tersebut akan diajak keliling melihat aspal. Dimana Buton merupakan hasil tambang aspal terbesar di dunia.

“Puncaknya nanti mereka akan menyaksikan ritual Pekande-kandea, Pedhole-dhole, Tandaki, Posuo serta Tarian Kolosal yang akan digelar pada puncak Acara Festival Pesona Budaya Tua 2019. Para Wisman itu terlibat langsung dan larut dalam semua prosesi festival. Mereka memakai baju dan sarung khas Buton,” pungkasnya. (Adv)

Laporan: La Ode Ali
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan