Komisi VIII DPR RI Respon Usulan Kebencanaan Pemda Koltim

  • Bagikan
Anggota DPR RI HM Husni saat menerima kedatangan Bupati Koltim Andi Merya Nur bersama Kepala BPBD, (Foto: Ist)
Anggota DPR RI HM Husni saat menerima kedatangan Bupati Koltim Andi Merya Nur bersama Kepala BPBD, (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KOLTIM – Usulan bantuan kebencanaan yang disampaikan Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), mendapat respon positif dari DPR RI khususnya di Komisi VIII.

Hal ini disampaikan HM Husni, Anggota DPR RI Komisi VIII Fraksi Partai Gerindra, saat menerima kunjungan Bupati Koltim Andi Merya Nur bersama Kepala Dinas BPBD Koltim Anzarullah, 30 Agustus lalu

Melalui akun Instagram Fraksi Gerindra Komisi VIII, Husni menyampaikan jika pertemuan ini terkait pembahasan penyerapan aspirasi masalah kebencanaan di Koltim, yang merupakan salah satu titik lokasi daerah rawan bencana alam, banjir, dan lain-lain yang sangat butuh perhatian dan bantuan dari pemerintah pusat.

“Permasalahan kebencanaan, harus diantisipasi di setiap daerah, harus adanya kerjasama yang baik antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD),” jelasnya, dikutip dari akun Instagram Fraksi Gerindra, Jumat (3 September 2021).

Anggota DPR RI, HM Husni saat menerima kedatangan Bupati Koltim Andi Merya Nur bersama Kepala BPBD, (Foto: Ist)

Lebih lanjut Husni menyampaikan, akan mengupayakan dengan menyampaikan data berkas secara komunikasi langsung kepada mitra kerja BNPB, atas permasalahan dan kebutuhan yang diperlukan, antara lain perahu karet, pelampung, peralatan penanggulangan bencana, logistik, dan lain-lain. Apalagi sudah empat tahun, pengajuan tersebut belum di respon.

Melihat respon DPR RI tersebut , Bupati Koltim, Andi Mery Nur sangat berharap agar usulan-usulan yang dibuat oleh BPBD Koltim segera dapat di realisasikan oleh BNPB dengan inisiatif Komisi VIII DPR RI ini sebagai mitra BNPB. 

“Dengan dasar Kabupaten Kolaka Timur sangat rentan dengan bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran atau karhutla, apalagi dengan kondisi cuaca ekstrim di Agustus ini sampai dengan September, memicu terjadi bencana banjir yang dapat mempengaruhi roda ekonomi masyarakat,” katanya saat dikonfirmasi terpisah. (C)

Laporan: Hasrianty
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan