Mafindo Edukasi Pensiunan Disnakertrans Sultra Tentang Digital

  • Bagikan
Foto bersama antara narasumber dari Mafindo dan peserta tular nalar pensiunan Disnakertrans Sultra. Foto: IST
Foto bersama antara narasumber dari Mafindo dan peserta tular nalar pensiunan Disnakertrans Sultra. Foto: IST

SULTRAKINI.COM: Mafindo Kendari menyelenggarakan kegiatan akademi lansia program tular nalar bekerja sama Forum Silaturrahmi Pensiunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Forsipnatrans) Sulawesi Tenggara, Sabtu (10 Desember 2022).

Kegiatan dibuka oleh Penasehat Forsipnatrans Sultra, Sarjun Mokke, berlangsung di Aula Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Sultra dihadiri oleh 100 orang lansia yang merupakan pensiunan pada dinas tersebut.

Setelah sukses menyelenggarakan Sekolah Kebangsaan bersama KPU Kota Kendari dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UHO pada 29 November lalu dengan peserta mahasiswa, program tular nalar kini menyasar peserta Lansia untuk diberi edukasi literasi digital.

Program tular nalar adalah sebuah program literasi digital dijalankan oleh Mafindo yang didukung oleh Google.org yang berfokus terhadap literasi digital untuk pengembangan berpikir kritis.

Akademi Digital Lansia adalah sebuah kegiatan yang mendorong Lansia untuk berpikir kritis dalam menerima informasi di dunia maya.

Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, dari 270,20 juta jiwa, 11,56% merupakan kelompok baby boomer (55-70 tahun) atau lansia. Survei Katadata Insight Center (KIC) menemukan hanya 28% baby boomers yang memiliki indeks literasi digital tinggi. Kelompok ini rentan terhadap paparan konten negatif di media sosial.

Sebagai digital immigrant, lansia lahir dalam situasi di mana media digital belum ada. Kemudian, mereka harus ramai-ramai pindah ke dunia yang sepenuhnya digital.

Kebiasaan maupun budayanya, jelas sangat berbeda. Perhatian terhadap permasalahan warga lansia dalam penggunaan media digital sangat rendah.

Program peningkatan kapasitas literasi digital sebagian besar tercurah pada kaum muda, kalangan profesional, atau kelompok produktif lainnya.

Warga lansia kerap menjadi target terakhir dalam gerakan literasi digital, baik di level lokal maupun nasional. Dalam keadaan dilematis seperti ini, warga lansia akhirnya kerap menjadi sasaran penyalahgunaan perangkat digital. Hambatan interpersonal, struktural dan fungsional menjadikan warga lansia rentan terhadap ekses negatif dunia digital.

Mereka gagal melindungi perangkat, data pribadi, dan privasi karena memang tidak memiliki kemampuan dan tidak ada pendampingan atau menjangkau mereka untuk meningkatkan kapasitasnya. Ancaman penipuan, hoaks, dan hasutan kebencian juga ada di hadapan mereka. Sehingga kita membutuhkan program pemberdayaan lansia di dunia digital yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.

Tujuan dari Akademi Digital lansia adalah (1) memperkenalkan program Tular Nalar kepada masyarakat khususnya lansia sebagai sasaran program. (2) Melatih lansia agar memiliki kecakapan digital dalam berinteraksi di media sosial agar terhindar dari praktek kejahatan dunia maya. (3) Melatih lansia agar dapat melindungi data pribadi di dunia maya. (4) Melatih lansia untuk melakukan periksa fakta dengan menggunakkan beberapa metode dan alat bantu. (5) Memberi pembekalan maupun pengetahuan kepada lansia agar mampu menjadi agen literasi digital.

Pelatihan ini dilaksanakan dengan model micro teaching yang melibatkan 10 orang fasilitator dari Mafindo Wilayah Kendari, yaitu Dr. Jumrana, S.Sos., M.Sc., Marsia Sumule Genggong, S.Sos., M.I.Kom., Fera Tri Susilawaty, Sos., M.I.Kom, Yunita Simatupang, S.IP., M.Si, Rahmawati, S. Pd., MA., Cecep Ibrahim S.IIP., M.P., Wa Ode Rosbiana Rasia, S.I.Kom., Deprianus Sarlis, S.I.K.,M.A.P., Fadli Ansar, dan Muh. Dzal Jihad.

Sejatinya lansia di Indonesia adalah individu yang dihormati dan disayangi. Rasa hormat yang besar dalam budaya Indonesia menjadikan lansia tokoh sentral dalam keluarga dan masyarakat. Support system dalam keluarga dari anak, cucu, dan caregiver pun bisa saling menguatkan peran mereka.

Namun peran lansia dalam dunia digital sering tidak dihiraukan. Padahal para lansia dapat diberdayakan secara digital. Pemberdayaan lansia ini dapat meliputi penguatan pemahaman terhadap lanskap media sosial, serta keamanan dan privasi.

Dengan demikian Program Tular Nalar kali ini berfokus pada pemberdayaan lansia dalam program Akademi Digital Lansia, dengan harapan warga lansia dapat menularkan literasi digital yang baik pada keluarga dan lingkungannya.

Sumber: Press Release.

  • Bagikan