UMK-IPB Berkolaborasi Dekatkan Mahasiswa dengan Teknologi Nirawak Untuk Pertanian

  • Bagikan
Ronny Hartanto saat membawakan materi di International Lecturing di Gedung Islamic Centre UMK. (Foto: UMK)
Ronny Hartanto saat membawakan materi di International Lecturing di Gedung Islamic Centre UMK. (Foto: UMK)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Muhammadiyah Kendari dan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) Institut Pertanian Bogor (IPB) berkolaborasi menyelenggarakan International Lecturing di Gedung Islamic Centre UMK.

International Lecturing mengangkat tema Smart Application UAV (Unmanned Aerial Vehicle/pesawat nirawak) for Rural Development dengan menghadirkan pemateri dari Rhine-Waal University of Applied Sciences, Jerman, Dr. Matthias Kleinke dan Ronny Hartanto. Kegiatan ini dibuka langsung Ketua LPPM UMK Musadar Mappasomba selaku penyelenggara.

LPPM UMK mengucapkan terima kasih kepada narasumber atas kesediaannya membawakan kuliah di UMK juga kepada PSP3 IPB yang bersedia bermitra untuk terselenggaranya kegitan ini, sebagian kegiatan ini sekaligus menjadi cambuk dan media yang baik bagi mahasiswa UMK agar memperoleh pembelajaran tambahan dan menjadi latihan awal manakala kedepan berencana untuk melanjutkan studi di luar negeri.

“Walaupun singkat waktu kuliah umum ini digelar, namun kegiatan seperti ini sangat penting bagi mahasiswa dan kampus secara umum,” ujar Musadar Mappasomba, Rabu (26/9/2018).

Mengawali kuliah tersebut, Ronny Hartanto memperkenalkan kampus Rhine-Waal University of Applied Sciences di hadapan mahasiswa dan dosen UMK, serta memaparkan mekanisme kerja daripada UAV dalam mendukung praktik-praktik pembangunan khususnya pada sektor pertanian.

“Dengan hadirnya terknologi ini mampu meningkatkan produktivitas kerja dan keuntungan secara finansial, bahkan hadirnya teknologi ini, mampu meningkatkan kecepatan dan akurasi pengambilan data dalam aplikasinya di lapangan,” ucap Ronny Hartanto.

Ia menyampaikan materi sehubungan masalah pertanian masa kini harus dijawab dengan menghadirkan teknologi yang tepat untuk menciptakan mekanisasi dan otomatisasi kerja di sektor pertaninan.

Ia juga menjelaskan bahwa di negara-negara besar dan maju, lahan pertanian yang luasnya 2 hektar, hanya dikelola oleh dua sampai tiga orang pekerja dengan dukungan teknologi-teknologi baru di sektor pertanian.

“Petani di negara maju sangat produktif, bahkan bisa mengalahkan produktivitas yang mempekerjakan 25 orang tanpa menggunakan teknologi dalam mengelola lahan pertanian,” jelasnya.

Sedangkan pemateri kedua yaitu Dr. Kleinke menyampaikan tentang pemerintah di setiap negara dan daerah perlu mendorong terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Bukan hanya satu sektor tapi sektor lainnya tidak boleh diabaikan. Dalam bertani harus memperhatikan ekosistem tidak hanya mampu meraup produktivitas dan keuntungan.

“Jangan sampai cara-cara mengelola sumber daya alam hanya merusak alam dan ekosistem di dalamnya. Kita perlu bertanggungjawab atas itu. Untuk itu kita butuh sentuhan teknologi guna menjaga alam dan keberlanjutan kehidupan,” kata Kleinke.

Dipenghujung kegiatan, mahasiswa UMK dan peserta international lecturing lainnya juga diberi kesempatan berdiskusi dengan kedua narasumber, dilanjutkan dengan kunjungan ke salah satu hutan kota yang berada di Kota Kendari.

Laporan: Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan