Ribuan Perawat Tidak Lulus CPNS, PPNI Sultra Angkat Bicara

  • Bagikan
Ketua DPW PPNI Sultra, Heriyanto (kedua dari kanan), (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)
Ketua DPW PPNI Sultra, Heriyanto (kedua dari kanan), (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di Provinsi Sulawesi Tenggara, terus menuai sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya, Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sultra yang menyorot persoalan passing grade atau nilai minimal CPNS yang diikuti oleh kalangan perawat.

Menurut Ketua DPW PPNI Sultra, Herianto, seleksi CPNS 2018 yang menetapkan passing grade pada TKD terlalu tinggi dan dengan sistem kurang efektif dinilai harus segera diperbaiki dan harus ada kebijakan menyusul selagi proses seleksi masih berjalan dan belum ada ketetapan tahap selanjutnya.

“Berdasarkan keluhan yang saya dengar bahwa banyak peserta yang berjatuhan (tidak lulus) pada seleksi CPNS ini dan yang lolos dari ketersediaan kuota angkanya sangat kecil. Jika dilihat dari kuotanya masih banyak yang kosong. Pertanyaannya, sisanya yang kosong itu mau dikemanakan? Jangan sampai sisa kuota yang kosong itu ada oknum yang ingin bermain atau memanfaatkan,” ujar Herianto, Selasa (13/11/2018).

Dia menambahkan, contoh kasus terjadi di Kabupaten Konawe Kepulauan. Kuota formasi 337, lulus seleksi kemampuan dasar (SKD) 20 (peserta tidak lulus 1.916). Kabupaten Konawe Selatan, formasi dibutuhkan 150. Peserta lulus 22 (peserta tidak lulus 1.661).

“Merujuk pada kasus tersebut, perlunya segera ada perubahan sistem, seperti salah satunya TKD tidak terpenuhi tiga kali jumlah formasi, maka bisa menggunakan sistem rangking 1-3. Hal ini dinilai lebih adil dan tidak membuang-buang anggaran jika memang akan diadakan lagi seleksi CPNS ulang,” tambahnya.

Laporan: Wayan Sukanta
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan