Satu Lagi Mahasiswa UHO Melapor Diduga Tertembak saat Unjuk Rasa di DPRD Sultra

  • Bagikan
Korban yang merupakan mahasiswa diduga terkena tembakan saat aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Sultra pada 26 September 2019. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Korban yang merupakan mahasiswa diduga terkena tembakan saat aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Sultra pada 26 September 2019. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Satu lagi mahasiswa Teknik Mesin Universitas Halu Oleo korban aksi 26 September 2019 di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara diduga terkena peluru di bagian lengan sebelah kiri. Mahasiswa ini melapor ke Kantor Ombudsman perwakilan Sultra, Kamis (3/10/2019).

Kepala Perwakilan Ombudsman Sultra, Mastri Susilo, mengatakan dari keterangan pelapor luka di bagian lengan kiri itu diduga luka tembak karena pakaian korban berupa baju kaos dan jaket juga sobek.

“Terkait dengan adanya laporan mahasiswa ini, kita akan dampingi untuk melakukan pelaporan di polisi terhadap apa yang dia alami,” ucap Mastri ketika menerima pelapor.

Mahasiswa berusia 22 tahun tersebut menceritakan ketika dirinya terkena peluru saat duduk di halte tepat depan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyaksikan rekannya melakukan unjuk rasa dari kejauhan atau sekitar 500 meter dari Kantor DPRD Sultra.

Namun, selang beberapa saat duduk di halte, ia melihat ada beberapa oknum polisi dari arah Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sultra menuju ke arahnya, ia akhirnya berniat untuk menghindar. Di saat itu pula ia merasa ada sesuatu yang mengenai lengan kirinya.

“Kan pertama posisinya saya itu duduk di dekat halte, pas itu ada polisi dari arah Disnaker, saya langsung mundur, pas itu juga saya rasa ada sesuatu yang kena tangan kiriku, langsung saya gosok tapi tidak terlalu hiraukan karena katanya temanku di situ hati-hati ada peluruh karet,” jelasnya.

Merasa ada luka di tangannya, iapun langsung lari menjauh dari tempatnya semula duduk menuju arah traffic light. Namun ia rasa ada salah satu rekannya juga terjatuh di saat yang sama tetapi ia tidak hiraukan siapa rekannya yang terjatuh.

“Saya rasa sakit itu, tidak ada sa dengar bunyi-bunyi, kayak bunyi tembakan itu, tapi saya rasa tanganku ini kayak pedis-pedis baru panas. Saya tahu tanganku berdarah pas sudah mau pulang sekitar pukul 16.45 karena ini bajuku dan jaket basah-basah sedikit, ternyata diliat sama temanku berdarah, di situ mi diperhatikan letingku katanya kaya kena peluru,” sambungnya.

(Baca juga: Polri Akui Enam Polisi Bawa Senjata Saat Pengamanan Unjuk Rasa yang Berujung Meninggalnya Randi)

Korban yang merupakan mahasiswa diduga terkena tembakan saat aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Sultra pada 26 September 2019 menunjukkan baju yang lubang diduga bekas tembakan. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

Sehubungan kejadian yang dialaminya baru dilaporkan. Ia merasa takut apabila kabar luka di tangannya itu sampai ke orangtuanya kalau dia ikut unjuk rasa. Namun oleh rekan-rekannya di kampus dan pengurus himpunan mahasiswa teknik yang mendampinginya berinisiatif untuk melaporkan hal tersebut.

“Saya laporkan karena saya anggap tidak terlalu parah ji, baru saya ikut demo itu tidak ditahu dari rumah apalagi sampai luka, makanya itu ji kenapa saya tidak laporkan,” ujarnya.

Mendapati laporan tersebut, Perwakilan Ombudsman Sultra akn terus melakukan pendampingan-pendampingan terhadap pelapor.

Saat melapor di Ombudsman, ia menyerahkan bukti berupa baju kaos hitam dan jaket yang digunakan saat kejadian dan terlihat tepat di bagian lengan baju bagian kiri robek berbentuk lubang. Selain itu ia juga menunjukkan bekas luka pada lengan kirinya.

Unjuk rasa di Kantor DPRD Sultra pada 26 September lalu berakhir tragis. Dua mahasiswa meninggal akibat insiden tersebut. Salah stuny Randi yang meninggal akibat tertembak di bagian dada sebelah kirinya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan