BPS Sultra: per Februari 2019 Pengangguran di Sultra 38.392 Orang

  • Bagikan
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Tenggara pada Februari 2019 sebanyak 1.296.494 orang, bertambah 9.871 orang atau 0,77 persen dibanding Februari 2018 bertambah 35.046 orang atau 2,78 persen dibanding Februari 2017. Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat, penduduk yang bekerja pada Februari 2019 sebanyak 1.258.102 orang, bertambah 7.373 orang atau 0,59 persen dibanding keadaan setahun lalu dan bertambah 36.218 orang atau 2,96 persen dibanding keadaan dua tahun yang lalu.

Sementara jumlah pengangguran pada Februari 2019 sebanyak 38.392 orang, mengalami peningkatan sekitar 2.498 orang atau 6,96 persen dibanding setahun lalu dan berkurang sebanyak 1.172 orang atau -2,96 persen dibanding dua tahun yang lalu.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Sultra menunjukan tren negatif. Tingkat partisipasinya pada Februari 2019 tercatat 71,62 persen turun 1,11 persen poin dibanding setahun lalu dan turun 1,43 persen poin dibanding dua tahun yang lalu.

“Pada Februari 2019, TPAK laki-laki sebesar 83,71 persen sementara TPAK perempuan hanya 59,59 persen. Jika dibanding kondisi setahun lalu, baik TPAK laki-laki maupun TPAK perempuan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,87 dan 1,37 persen poin,” ucap Edy, Jumat (5/7/2019).

Selain itu tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2018 sebesar 2,79 persen dan mengalami kenaikkan menjadi 2,96 persen pada Februari 2019. Hal ini mengindikasikan adanya pertambahan penduduk usia kerja yang belum terserap pasar kerja selama setahun terakhir.

“TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Februari 2019, TPT di perkotaan 5,07 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya 1,85 persen. Dibandingkan setahun lalu, terjadi peningkatan tingkat pengangguran di perkotaan, yaitu naik sebesar 1,24 persen poin, sedangkan TPT di perdesaan turun sebesar 0,42 persen poin,” terangnya.

Dilihat dari tingkat pendidikan pada Februari 2019, TPT untuk SMA umum paling tinggi di antara tingkat pendidikan lain, yaitu 5,51 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada tingkat pendidikan SMA kejuruan, yaitu 4,94 persen. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat SMA umum dan SMA kejuruan.

“Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja. Oleh karena itu, dilihat dari TPT jenjang SD ke bawah ternyata paling kecil di antara semua tingkat pendidikan (0,64 persen). Kemudian, dengan membandingkan kondisi setahun lalu, ternyata TPT mengalami penurunan hampir di semua jenjang pendidikan, kecuali tingkat pendidikan SMA umum dan SMK mengalami kenaikkan, dimana kenaikkannya masing-masing 1,83 persen poin dan 1,15 persen poin,” ungkap Edy.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan