SULTRAKINI.COM: KENDARI – Salah satu upaya dengan penerapan dan pengembangan bioteknologi terpadu berbasis fungsi mikoriza untuk meningkatkan produksi tanaman jagung dan kacang tanah, dosen fakultas pertanian universitas Halu Oleo, bisa manfaatkan lahan tidur atau lahan yang tidak produktif.
Lahan tidur bagi sebagia kalangan masyarakat selalu dianggap sebelah mata atau menjadi kendala dalam mengembangkan sektor pertanian karena seringkali dianggap tidak produktif. Rupanya, hal tersebut bisa terbalik menjadi produktif dengan penerapan bioteknologi.
Ketua Tim Peneliti, Halim, mengatakan selama ini lahan marginal itu utamanya selalu ditumbuhi tanaman vegetasi tumbuhan alang-alang (Imperata Cylindrica). Tetapi dengan pemanfaatan bioteknologi berbasis pupuk organik terfermentasi dengan bahan dasar pupuk mikoriza, mengubah lahan tidur menjadi berguna untuk ditanami jagung dan kacang tanah.
“Jadi kita manfaatkan lahan-lahan tidur seperti ini, yang tadinya diliat oleh masyarakat tidak bermanfaat jadi bermanfaat. Setelah kita kelola banyak hasilnya,” ucap Halim saat ditemui usai melakukan panen, Minggu (23/9/2018).
Dalam melakukan riset, dirinya mengaku ditemani oleh beberapa dosen lainnya, yakni Franciscus S. Rembom yang memiliki kapasitas bidang pada segi nutrisi, Makmur Jaya Arma dosen bidang ilmu gulma, termasuk Resman yang juga merupakan dosen ilmu tanah.
“Penelitian ini dibiayai langsung dari Dikti dengan penganggaran 2018 sampai pada 2019. Mudah-mudahan bisa berlangsung dengan baik,” ucapnya.
Ditambahnya, lahan marginal ketika diberikan perlakuan pupuk organik terfermentasi bersumber dari komba-komba dicampurkan dengan pupuk kandang dan bahan-bahan lain yang dianggap komplit dalam pembuatan pupuk kompos bisa mengubah lahan tidur lebih produktif.
“Intinya itu lahan marginal ketika diberikan pupuk kompos akan bagus,” terangnya.
Dirinya berharap, perlakuan seperti ini bisa diterapkan di lingkungan masyarakat guna meningkatkan produksi pertanian.
Laporan : Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido