Jangan Salah Kaprah, Inilah Pentingnya Vaksin Bagi Tubuh

  • Bagikan
Ketua IDI Sultra, dr La Ode Rabiul Awal, (Foto: Dok. SULTRAKINI.COM)
Ketua IDI Sultra, dr La Ode Rabiul Awal, (Foto: Dok. SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Laju penularan kasus Covid-19 di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus meningkat dan bertambah setiap harinya hal ini bahkan sampai menyebabkan pada kematian. Untuk itu pemerintah melakukan program vaksinasi guna menekan angka ketularan dari virus tersebut. 

Berdasarkan data yang dilansir dari laman Instagram milik Satgas Penanganan Covid-19 Sultra, atau @satgascovid19.sultra, Rabu (28 Juni 2021), pasien terkonfirmasi positif di Sultra sudah mencapai 15.863 kasus dengan tambahan 235 orang kasus, sedangkan kasus aktif mencapai 3.109 pasien. Untuk kesembuhan sejumlah 12.417 orang serta korban meninggal mencapai 337 orang. 

Masyarakat yang terpapar virus juga sudah pernah melakukan vaksinasi, baik tahap 1 maupun tahap 2. Dengan hal itu, maka banyak masyarakat yang beranggapan efek vaksinasi akan membuat seseorang tidak terpapar virus Covid-19. 

Namun anggapan demikian ternyata salah, faktanya masih banyak masyarakat yang terpapar meskipun telah melakukan vaksinasi. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Sultra dr La Ode Rabiul Awal, mengungkapkan vaksinasi massal bertujuan untuk akselerasi guna mencapai herd immunity. 

“Herd-immunity akan tercapai bila jumlah yang divaksinasi atau yang terpapar Covid-19 mencapai 70-80 persen populasi yang ada,” ucap Laode Rabiul melalui pesan WhatsApp, Kamis (29/7/2021). 

Herd immunityadalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut.

Ketua IDI Sultra itu juga menyebut bahwa pentingnya vaksinasi massal demi tercapainya persentase populasi yang telah ditargetkan. 

Bila hal tersebut belum tercapai, maka masyarakat yang telah divaksinasi pun masih tetap rentan terpapar Covid-19 apalagi terhadap masyarakat yang belum melakukan vaksinasi. 

“Untuk itu baik masyarakat yang telah divaksin maupun yang belum divaksinasi tetap harus menerapkan atau menjalankan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat,” bilangnya. 

Berdasarkan update vaksinasi Covid-19 di Sultra per tanggal (24 Juli 2021) dari total sasaran 2.035.781 penduduk yang akan divaksin, total vaksinasi tahap I sebanyak 357.137 atau baru mencapai (17,54%) dan untuk sementara penduduk yang telah melakukan vaksinasi tahap dua sebanyak 134.679 (6,61%). 

Dari data tersebut, dapat dikatakan capaian vaksinasi masih jauh dari target Herd Immunity yakni sekitar 70-80 persen dari populasi yang ditargetkan. 

“Ada beberapa negara di eropa yang telah mengumumkan bebas masker (bersyarat), dengan cakupan vaksinasi pada negara tersebut diatas 50 persen, itulah pentingnya masyarakat lakukan vaksinasi,” tutupnya. 

Sementara itu, Ahli Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo (UHO), Ramadhan Tosepu mengatakan efikasi vaksin itu sendiri belum ada yang seratus persen. 

“Pada prinsipnya seseorang yang telah divaksin apabila terpapar Covid-19 dampaknya terhadap virus tersebut tidak begitu besar berbeda dengan yang belum divaksin,” ujarnya. 

Lanjutnya, artinya seseorang yang telah divaksin maka tingkat kesembuhan akan lebih besar. Tujuan sendiri dari vaksin, menurutnya agar virus yang masuk ke dalam tubuh bisa dapat dikenali. 

“Tidak apa virus tersebut dikenali dalam tubuh kita, hal itu guna daya tahan tubuh kita itu bisa jauh lebih kuat,” ucap Ramadhan. 

Dia mengimbau kepada masyarakat agar selalu memperhatikan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat guna menekan lonjakan kasus positif Covid-19 di Sultra. 

Senada, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Sultra, Muh Ridwan mengatakan bahwa walau memang saat ini stok vaksin di Sultra masih kurang, namun kedepan dipastikan ketersediaan itu mencukupi sesuai dengan target vaksinasi yang telah dicanangkan. 

Dia juga menambahkan melakukan vaksin merupakan salah satu bentuk perlindungan diri dari pandemi. Dengan dua kali melakukan vaksinasi serta bertujuan untuk melindungi individu, keluarga, serta masyarakat yang lebih besar jumlahnya. 

“Vaksin tahap pertama melindungi orang sampai 60 persen. Setelah vaksinasi kedua maka terlindungilah sampai 94 persen, tidak sampai seratus persen (efektifitasnya),” imbuhnya, Rabu (28/7/2021). 

Dia juga menyebut pentingnya melakukan vaksin guna melindungi orang yang ada disekelilingnya sehingga dapat terbentuk kekebalan berkelompok. 

“Jadi jangan takut divaksin, karena kita ini bekerja di satu sistim untuk saling melindungi. Serta jangan dengar hoaks dari luar karena vaksin ini telah melalui serangkaian uji penelitian dari orang yang berkompetensi dibidangnya,” pungkasnya. (B)

Laporan: Al Iksan
Editor: Hasrul Tamri
n


  • Bagikan