Oleh: Erwin Usman
ADA orang yang meraih sukses di usia muda. Misalnya, Putri Chairul Tanjung. Di usia 23 tahun sudah dilantik menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi. Bekerja di istana negara. Membantu presiden.
Di usia yang sama, seorang mahasiswa UGM, masih asyik kuliah. Naik turun gunung. Bersama teman Mapalanya. Mahasiswa itu berpuluh tahun kemudian, menjadi Presiden. Dia adalah Jokowi. Takdir menuntunnya ke istana.
Ada yang sudah menjadi Gubernur di usia muda. 33 tahun. Dialah Ricardo Ficardo. Gubernur Lampung 2014-2019. Selain Lampung, ada juga Gubernur NTB TGB Zainul Madji. 36 tahun usianya saat dilantik. Ada lagi. 2 Gubernur Sultra sejak reformasi –Ali Mazi dan Nur Alam– memenangi pilgub pada usia 40 tahun. Tanpa pernah belajar formal ilmu pemerintahan. Tanpa sebelumnya pernah ‘magang’ menjadi Bupati/Walikota. Atau DPR RI. Mereka menjabat dua periode. Bergantian.
Sementara, ada yang menduduki jabatan Gubernur di usia di atas 70 tahun. Sudah sepuh. Mereka adalah: Gubernur Riau, Annas Maamun (74 tahun), Gubernur Aceh, Zaini Abdillah (73 tahun), dan Gubernur Kepri, Muh. Sani (73 tahun).
Di bidang bisnis. Pengusaha. Ada yang baru mau sukses di usia setelah pensiun. Usia 63 tahun, dia menjajakan resep ayam goreng. Ditolak di mana-mana. Nanti di usia 65 tahun barulah resepnya diakui. Lalu, produknya menjadi tersebar di seluruh dunia. Dikonsumsi hampir semua warga dunia. Menjadi merek global. Memiliki ribuan cabang. Dia adalah Harland David “Colonel” Sanders. Atau populer sebagai: Kolonel Sanders. Pemilik ayam goreng KFC yang mendunia itu. Di Indonesia pun, gerainya ada di hampir setiap sudut strategis sebuah kota.
Ringkasnya, takdir dan nasib orang ke depan, tak ada manusia yang tahu. Hanya Tuhan yang mengetahuinya. Manusia berupaya, melambari dengan doa, Tuhan mengabulkan. Silahkan guratkan daftar cita-cita terbaikmu. Sepanjang-panjangnya. Semuluk-muluknya. Sehebat-hebatnya. Jangan lupa, sisakan penghapusnya milik Tuhan!
Seorang kawan berucap, kalkulator milik Tuhan memang unik. Kehendak-NYA, acapkali susah bila mau dinalar. Dengan logika manusia.
Saya melengkapi catatan ini, dengan kisah yang dibagikan oleh Prof. Joni Hermana, Ph.D. Rektor ITS Surabaya. Simaklah.
Kutipan inspiratif:
Suatu kali seorang pemain musik muda mengadakan konser perdana. Setelah konser itu selesai, dia dicela habis-habisan oleh para kritikus. Pemain musik itu merasa sedih dan depresi.
Melihat hal itu Jean Sibelius, komposer Finisia yang terkenal, menghibur dia. Sambil menepuk-nepuk pundak pemain musik itu, ia berkata, “Ingat, Nak, tidak ada satu pun kota di seluruh dunia yang mendirikan patung penghargaan untuk kritikus. Yang ada adalah patung penghargaan untuk pemenang dan pahlawan. Jadilah pahlawan, maju terus!”
Orang yang baru pertama kali tampil, biasanya melakukan banyak kesalahan. Ia sering kali mendapat banyak kritikan dan ditolak.
Tahun 1954 Jimmy Denny, manajer Grand Ole Opry memecat Elvis Presley setelah pertunjukan dan berkata, “Kamu tidak akan terkenal, Nak. Sebaiknya kamu kembali menjadi sopir truk saja.”
Tahun 1959 pejabat tinggi Universal Pictures memecat Clint Eastwood karena giginya cuwil, jakunnya menonjol dan bicaranya terlalu pelan.
Tahun 1962 perusahaan rekaman Deka menolak 4 pemuda yang gugup bermain untuk rekaman mereka yang pertama. Mereka berkata, “Kami tidak suka kalian. Kelompok gitaris tidak begitu populer.” Keempat pemuda itu adalah “The Beatles.”
Orang-orang itu tidak patah semangat. Mereka maju terus, belajar, dan mencari peluang lain. Akhirnya, sejarah membuktikan mereka semua menjadi orang yang sukses…!!
Jika anda mendapat banyak kritikan dan ditolak, jangan putus asa! Maju terus. Sambil belajar meningkatkan diri dan menemukan peluang lain! Suatu saat, sejarah akan mencatat kesuksesan Anda!
Ingat, tidak ada patung untuk kritikus, yang ada adalah patung (penghargaan) untuk seorang pemenang!
So, jadilah pemenang kehidupan!!
Semangat akhir pekan. Be strong … more than a Winner. (Bogor, 21 Pebruari 2021).