PPM UHO Berdayakan Petani Hortikultura Nanga-nanga Kendari Melalui Inovasi Biofertilizer Nonmikroba

  • Bagikan
PPM UHO Berdayakan Petani Hortikultura Nanga-nanga. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kualitas dan kesuburan tanah menjadi sangat esensial bagi hampir seluruh petani, terlebih petani hortikultura. Namun, pengetahuan kelompok petani terkait manajemen kualitas tanah dengan menggunakan pupuk organik yang menghasilkan hasil panen berkualitas berkelanjutan masih terbilang rendah.

Di sisi lain, pengetahuan petani terkait manajemen kualitas tanah yang menghasilkan dari panen berkualitas berkelanjutan masih sangat minim. Oleh karena itu, upaya untuk melakukan kegiatan pemberdayaan petani sayuran di kebun raya kendari Nanga-nanga dilakukan tim pengabdian masyarakat Universitas Halu Oleo diketuai La Ode Muhammad Harjoni Kilowasid dan Robiatul adawiah dan Nur Isiyana Wianti sebagai anggota.

Mahasiswa juga dilibatkan dari Prodi Agroteknologi peserta mata kuliah Analisis Tanah, Tanaman dan Pupuk, serta mata kuliah Dasar-dasar Rekayasa Media dan Lingkungan Tumbuh, mahasiswa Prodi Ilmu Tanah peserta mata kuliah Pertanian Biodinamik. Termasuk Prodi penyuluhan yang memprogramkan mata kuliah Teknologi Informasi dan Multimedia.

Muhammad Harjoni Kilowasid menjelaskan inovasi biofertilizer nonmikroba adalah pupuk hayati yang kaya unsur-unsur hara tanah dan dibutuhkan tanaman. Pupuk ini terbuat dari bahan-bahan nonmikroba, antara lain limbah padat organik seperti limbah padat pertanian dan sisa-sisa tumbuhan, limbah cair dan padat (fases) dari ternak sapi, dan limbah pengrajin mebel berupa potongan kecil kayu dan serbuk gergaji ditimbun dalam bangsal kerja.

“Biofertilizer nonmikroba selain mengandung hara juga mengandung mikroba saprofitik yang berperan dalam dekomposisi bahan organik dalam tanah, juga mengandung biostimulan (substansi semacam hormon pemicu pertumbuhan tanaman),” ucap Harjoni, Jumat (16/7/2021).

Pembuatan biofertilizer nonmikroba jauh lebih murah dibandingkan membuat biofertilizer mikroba, sehingga mudah diaplikasikan oleh petani di lahan pertaniannya.

Kegiatan pertama dilakukan adalah sosialisasi kepada sasaran program, yakni petani hortikultura di sekitar kebun raya Kendari, Nanga-Nanga bersama aparat Kelurahan Mokoau.

Kemudian melakukan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok masyarakat tentang pengeloaan limbah padat dan demonstrasi plot mengonversi limbah padat organik menjadi biofertilizer nonmikroba.

“Misalnya tim dan petani mengumpulkan sisa-sisa tanaman dalam kebun petani, limbah sekam dari limbah mebel dan sawmill (gergaji) di sekitar lahan petani, setelah itu petani diajarkan menghasilkan biochar dari limbah usaha mebel yang tersebut,” terangnya.

Selain memberikan pengetahuan tentang cara membuat biochar, petani diajarkan menghasilkan produk-produk pupuk organik lainnya, misalnya pupuk kompos serta manajemen kesehatan tanaman dan kebun, misalnya membuat bedengan yang tepat dan melakukan pembibitan atau pengkecambahan cabai untuk musim tanam berikutnya untuk meningkatkan produksi pertanian hortikultura yang dikelola petani.

“Kegiatan ini disertai dengan pemberian pengetahuan kepada petani untuk melakukan uji kandungan unsur hara tanaman dan PH tanah sebagai dasar penentuan komposisi atau dosis pupuk biochar yang tepat untuk meningkatkan kualitas tanah, sehingga menghasilkan produksi yang berlimpah dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani tentunya,” ucapnya.

Harjoni menambahkan, upaya dilakukan timnya merupakan wujud nyata peran akademisi UHO lintas keahlian mendukung petani dalam era intensifikasi ekologi dengan melibatkan semua unsur–baik perlibatan praktik mahasiswa, kolaborasi akademisi, dan pihak aparat Kelurahan Mokoau.

“Kolaborasi yang setara antara petani dan akademisi yang menekankan pada pertanian yang selaras dengan alam sebagai bentuk kepedulian kita terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan petani,” tambahnya.

Anggota tim Pengabdian Masyarakat UHO, Isyana Wianti, menyebut untuk mendukung keberlanjutan peningkatan pendapatan petani sasaran di sekitar kebun raya Kendari Nanga-nanga, tim akan memberikan penyuluhan pemasaran produk pertanian kepada sasaran program. Hal ini bertujuan meningkatkan literasi digital petani utama mengatasi hambatan akses petani terhadap pasar produk pertanian yang dihasilkan oleh petani dengan menggunakan dan mengoptimalkan fungsi media sosial untuk memasarkan produk pertanian yang dihasilkan oleh petani sasaran program.

“Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan cara memberikan video tutorial yang merupakan produk pembelajaran mata kuliah Teknologi Komunikasi dan Multimedia, hasil kreativitas mahasiswa Jurusan Penyuluhan Pertanian,” ujarnya, Jumat (16/7/2021).

Laporan: Al Iksan
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan