Turun Edukasi Masyarakat, Mahasiswa Fisip UHO Jadi Pemantau Pilkada 2020 di Sultra

  • Bagikan
Pengukuhan mahasiswa pemantau Pilkada serentak 2020, Jumat (4/12/2020). (Foto: Mahatma Adnan Nuari/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Sebanyak 56 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo dikukuhkan sebagai pemantau pilkada serentak, Jumat (4/12/2020). Pengukuhan ini turut dihadiri Ketua Bawaslu Sultra, Hamiruddin Udu dan Ketua KPU Sultra, La Ode Abdul Natsir Muthalib, serta jajaran akademik Fisip.

Pembentukan mahasiswa pemantau Pilkada serentak 2020 ini merupakan orang-orang terpilih yang lahir dari diinisiasi BEM Fisip. Tugas mereka membantu penyelenggara pilkada dalam hal edukasi kepada masyarakat. Khususnya meminimalisir terjadinya politik uang di lingkungan masyarakat. Untuk itu, relawan ini akan mendatangi tujuh kabupaten penyelenggara Pilkada 2020 di wilayah Sultra.

Hal ini rupanya diapresiasi oleh Ketua Bawaslu Sultra, Hamiruddin Udu. Dikatakannya, hadirnya mahasiswa yang turut aktif sebagai pengawas pilkada adalah nilai positif. Sebab, pengawasan pilkada tidak hanya peran dari Bawaslu, tetapi semua elemen masyarakat termasuk mahasiswa.

Menurutnya, salah satu pelanggaran berpotensi terjadi ketika pemilihan kepala daerah adalah politik uang. Ia menaruh harapan kepada kepada pemantau Pilkada serentak 2020 dari mahasiswa ini agar membantu mencegah masyarakat terkontaminasi dengan politik uang.

“Kita harus mencegah ataupun menyempitkan ruang gerak bagi pasangan calon yang ingin melakukan politik uang, apalagi di masa pandemi Covid-19 sekarang, banyaknya masyarakat yang membutuhkan uang untuk kebutuhan hidupnya dapat menjadi peluang besar bagi setiap pasangan calon melakukan politik uang. Adanya mahasiswa yang terlibat dalam pemantauan pilkada serentak ini, dapat menutupi setiap celah terjadinya politik uang,” jelas Hamiruddin ditemui di Fisip UHO.

Sementara itu, Dekan Fisip UHO, La Tarifu, menerangkan aktivitas mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat di tujuh kabupaten menjadi inisiatif mahasiswa.

Selain mengedukasi, ia berharap mahasiswa turut belajar mekamisme terjadinya politik di pemilihan kepala daerah.

Pengukuhan mahasiswa pemantau Pilkada serentak 2020, Jumat (4/12/2020). (Foto: Mahatma Adnan Nuari/SULTRAKINI.COM)

Di satu sisi, ia berharap media massa bisa membantu dan menyamakan persepsi bahwa hadirnya relawan pemantau Pilkada serentak 2020 di tengah-tengah masyarakat murni tidak berpihak pada pasangan calon.

“Sangat apresiasi sekali karena mereka dapat secara langsung melihat bagaimana mekanisme terjadinya politik pilkada ini, mahasiswa dapat belajar lebih dekat. Kegiatan mahasiswa tersebut tidak memiliki campur tangan dari pihak manapun, murni dari mereka sendiri untuk membantu pengawas pemilu pada pilkada ini,” ucapnya.

Khusus kabupaten pelaksana pilkada di wilayah kepulauan, sebanyak 3-5 orang akan diutus.

“Untuk daerah kepulauan kita hanya mampu tempatkan 3-5 orang saja,” tambah Ketua BEM Fisip UHO, Muhammad Alamsyah.

Pilkada 2020 di wilayah Sultra terselenggara di tujuh kabupaten. Wilayah daratan, yakni Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka Timur. Sedangkan wilayah kepulauan, yaitu Konawe Kepulauan, Muna, Buton Utara, dan Wakatobi. (B)

Laporan: Mahatma Adnan Nuari
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan