20 Tahun Jual Ikan Kering, Janda 75 Tahun Naik Haji

  • Bagikan
Wa Iha (kiri) saat menghadiri pelepasan Calon Jamaah Haji dan saat menjawab pertanyaan sejumlah awak media di Rujab Walikota Baubau, Senin (30/7/2018). (Foto: Zarmin/SULTRAKINI.COM)
Wa Iha (kiri) saat menghadiri pelepasan Calon Jamaah Haji dan saat menjawab pertanyaan sejumlah awak media di Rujab Walikota Baubau, Senin (30/7/2018). (Foto: Zarmin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Tidak ada yang tidak mungkin jika tuhan sudah berkehendak untuk mengangkat derajad hambahnya yang ia kehendaki, contohnya nenek di Baubau, Wa Iha (75) memiliki keseharian menjajakan sayuran dan ikan kering di pasar tradisional karya nugraha Baubau, akhirnya niatnya untuk menjadi tamu Allah di Tanah Suci Arab Saudi bisa terwujud. Musim haji 1439 Hijiriyah/2018 Masehi bersama 176 Calon Jamaah Haji (CJH) lainnya warga Kelurahan Bataraguru, Kecamatan Wolio tersebut, bakal menunaikan ibadah rukun islam yang ke – lima yang rencanaya bakal bertolak ke Embarkasi Makasar pada 2 Agustus 2018 melalui Bandara Udara Betoambari.

Menyandang predikat sigle parent sejak ditinggalkan almarhum suaminya, La Bale pada puluh tahun silam semasa kecil anak bungsunya, tidak membuat janda empat orang anak tersebut patah semangat untuk membesarkan dan menyekolahkan anaknya, bahkan di tengah kondisi tersebut wanita 75 tahun itu masih memiliki semangat, cita, tekad dan niat untuk melaksanakan ibadah haji di tanah suci.

Wa Iha yang memiliki keseharian menjual sayur yang masih satu Kelurahan dengan tempat tinggalnya, pagi-pagi buta usai salat subuh sudah harus menyiapkan semua perlengkapan jajanannya, namun sebelum wanita berusia 3/4 abad tersebut mendatangi tempatnya mengais rejeki, ia masih menyempatkan diri untuk menunaikan salat duha. Usai salat duha, sekira pukul 08.00 Wita, Wa Iha sudah harus menunggu pembelinya yang datang membawakan rejeki hingga pukul 18.00 Wita.

Di depan sejumlah awak media pada pelepasan 177 Calon Jamaah Haji di Rujab Walikota Baubau, Wa Iha mengatakan, Kebiasaan tersebut sduah dilakukannya sekira 30 tahun silam sejak awal mula memiliki niat untuk melaksanakan ibadah haji. Hanya saja niatnya tersebut baru bisa terkumpul sekitar 20 tahun lalu,”Saya niatkan ini nomponamo (sudah lama, red) tidak tahu juga (kapan pastinya) kira-kira tolufulu taomo (30 tahun),” katanya saat ditanya kapan punya niat ingin naik haji, Senin (30/7/2018).

Walhasil lanjutnya, sekira delapan tahun silam pada 2010 lalu, dari laba jual beli ikan lure yang dipanggang serta sayuran, biaya ongkos naik haji (ONH) sebesar Rp25,5 juta berhasil dikumpulkan dan disetorkannya. Hanya saja, penyetorannya di pihak bank dilakukan sebanyak dua kali saja.

Lebih jauh diceritrakan, rupiah yang dikumpulkannya tersebut setiap harinya bervariasi, jika lagi musim mahal ikan basah seperti pada momen puasa dan lebaran, biasanya pembelinya banyak dan bisa menyisihkan keperluan haji hingga jutaan rupiah, sedangkan pada hari normal, hanya bisa menyisihkan puluhan ribu setiap harinya.

“Sudah lama, sudah 20 tahun lebih mungkin, wakutu itu, minamo atumindaea (saya tidak ingat lagi, red), iya beda – beda, (pernah juga) lima juta satu bulan, wakutu mahal ika (ikan). Kalau habis lebaran itu khan banyak uang masuk, disitumi kesempatnnya (dan) uangnya saya simpan sendiri (tidak langsung ditabung di bank) (dan) hanya dua kali saya bawah di bank,” ceritranya.

Ditegaskannya, meski memiliki empat orang anak yang sudah cukup mapan dan telah memiliki pekerjaan yang layak, seperti seorang guru dan salah satu pegawai di perguruan tinggi swasta di baubau, namun wanita yang memiliki tiga orang anak pria tersebut, memastikan uang ONH tersebut merupakan hasil keringat atau jeripayahnya sendiri.

“Tidak (bukan dikasih atau dibantu oleh anak), (hasil) keringat ini, (dari penjualan) ikan kering dan sayur juga selalu dia bercampur, ikan pangga, (panggang) yang diambil dikalangkana (di keranjang,red) itu, ikan lure, kaholeona rore (ikan lure yang dipanggang, red), matahari, hujan (tetap berjualan),” akunya saat menjawab pertanyaan wartawan, apakah dana ONHnya dari bantuan anaknya atau bukan.

Kini Wa Iha, setelah dilepas PJ Walikota Baubau Hado Hasina, tinggal menunggu jadwal keberangkatan hajinya, jualannya yang menemaninya setiap hari hingga mengantarkannya melihat ka’bah nanti sedang ditinggalkannya, khawatir jangan sampai terdapat hambatan. “Tidakmi menjual, karena kita siap-siap berangkat, jangan sampai halangan,” pungkasnya.

Sementara itu, saat menyampaikan sambutannya, di depan sejumlah Muspida seperti Ketua DPRD Baubau, Kamil Adi Karim, Sekot Baubau Roni Muchtar dan OPD serta sejumlah CJH yang hadir.

PJ Walikota Baubau Hado Hasina mengatakan, bahwasanya, panggilan allah SWT ke tanah suci tidaklah melihat dari profesi seseorang, terbukti, selain tukang ojek, yang naik haji ada juga penjual sayur.

“Panggilan Allah SWT itu tidak melihat dari profesi kita, memang rejeki itu, ada hadisnya dia bilang begini, tidak ada yang bisa merubah nasib kita, hanya dengan doa, mungkin doanya beliau – beliau (tukang ojek dan penjual sayur) tadi
lebih baik dari orang lain,” tuturnya.

Untuk itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sultra ini, mengingkatkan sejumlah yang hadir agar lebih banyak lagi berdoa agar kelak bisa lagi menyusul menjadi tamu Allah SWT. “Kalau dia tukang sayur dia bisa, apalagi kita ini pejabat tinggi pratama yang dengan puluhan juta perbulan, harusnya ini bisa menjadi lebih banyak lagi kita berdoa kedepan, sehingga teman-teman menjadi tamu Allah ke tanah suci,” harapnya.

Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Baubau, Ramli Kali membeberkan, dari 177 CJH yang bakal diberangkatkan tersebut, selain ada yang berprofesi sebagai tukang ojek ada juga yang menjual sayuran, termasuk CJH yang masih berusia 25 tahun sedangkan yang tua usainya 78 tahun.

“Dari segi pekerjaan, jamaah kita ini ada yang menarik, ada yang berprofesi sebagai tukang ojek yang insyaallah berangkat dengan itrinya dan ada juga sebagai penjual sayur serta ikan kering,” bebernya.

Laporan : Zarmin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan