Kebangkitan Tenun Bone-Bone: Pemberdayaan Komunitas Melalui Inovasi Kreatif

  • Bagikan
Aneka sarung tenun Buton. FOTO: IST
Aneka sarung tenun Buton. FOTO: IST

SULTRAKINI.COM: Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, terdapat sebuah permata tersembunyi di Kelurahan Bone-Bone, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, yakni sebuah komunitas yang bersemayam di kawasan pesisir pantai yang memukau. Kelurahan ini tidak hanya merupakan surga bagi pecinta seafood dengan produksi ikan berkualitas tinggi, tetapi juga pusat kebudayaan dengan warisan kain tenun manual yang memikat.

Kain tenun ini, hasil karya tangan-tangan terampil ibu rumah tangga, merupakan simbol ketekunan dan estetika, namun selama ini hanya menjadi rutinitas lokal tanpa mendapat sorotan yang layak.

Namun, secercah harapan muncul ketika Lurah Bone-Bone, Ramadhan, mengambil alih kendali. Dengan visi yang jelas dan tekad yang kuat, ia melihat lebih dari sekedar rutinitas—melainkan di sana ada potensi.

Dalam sebuah studi oleh Universitas Hasanuddin, ditemukan bahwa kawasan pesisir di Sulawesi memiliki potensi yang belum tergali sepenuhnya, khususnya dalam bidang kerajinan tangan dan pariwisata. Namun kini, Ramadhan, bertekad mengubah narasi untuk Kelurahan Bone-Bone.

Acara “Display Tenun Tradisional Bone-Bone 2024” adalah langkah awal dari serangkaian inovasi yang direncanakan. Acara ini berlangsung di Lippo Plaza Baubau  tidak hanya menampilkan keahlian menenun yang telah turun-temurun, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Di Indonesia, industri kreatif telah berkontribusi sebesar 7,44% terhadap PDB nasional pada tahun 2019, menurut data dari Badan Pusat Statistik, dan acara ini bertujuan untuk membawa Kelurahan Bone-Bone menjadi bagian dari statistik tersebut.

Selain itu, langkah Ramadhan dalam mengadakan festival kuliner dan menggerakkan pemuda untuk kegiatan sosial adalah representasi dari komitmen pemerintah untuk menghadirkan kemajuan ekonomi sekaligus menjaga tradisi.

Ini sejalan dengan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penghapusan kemiskinan ekstrim. Pada tahun 2023, Indonesia berhasil menurunkan tingkat kemiskinan ke angka 9,22%, menurut BPS, dan langkah-langkah seperti inisiatif Lurah Bone-Bone diharapkan akan terus mendorong angka tersebut ke arah yang lebih baik.

Apresiasi pun datang dari berbagai pihak. Warga melihat inisiatif Lurah Bone-Bone sebagai simbol harapan dan inovasi. Memanfaatkan potensi yang ada tidak hanya menciptakan peluang ekonomi, tetapi juga memperkuat jati diri komunitas dan menjaga warisan budaya.

Dengan kehadiran tokoh-tokoh penting seperti Pj Wali Kota Baubau, Dr. Muh Rasman Manafi, dan Ketua Dekranasda Kota Baubau, Ny. Reffiani Dwiatmo, acara Display Tenun Bone-Bone 2024 diharapkan menjadi tonggak sejarah baru bagi Kelurahan Bone-Bone.

Acara ini bukan hanya pameran tenun, tetapi juga simposium bagi pelaku UMKM, sarana pertukaran pengetahuan melalui workshop, dan diskusi yang membangun.

Kain tenun bukan hanya kain, melainkan kanvas tempat menorehkan cerita, harapan, dan identitas sebuah komunitas.

Inisiatif Lurah Ramadhan dan dukungan masyarakat Bone-Bone membuktikan bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan bersama, menciptakan tapestri yang lebih kaya dan berwarna untuk masa depan.

Laporan: Frirac

  • Bagikan