Februari 2022 Sultra Deflasi 0,03 Persen

  • Bagikan
Gambaran Umum Inflasi Februari 2022. (Dok.BPS Sultra)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Perkembangan harga berbagai komoditas di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Februari 2022 secara umum menunjukkan adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra gabungan dua kota menunjukkan deflasi 0,03 persen atau terjadi penurunan IHK dari 108,38 Januari 2022 menjadi 108,35 di Februari 2022. 

Sehingga, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Februari 2022) tercatat 0,44 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) 3,42 persen.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sultra, Surianti Toar, mengatakan Februari 2022 untuk Kota Kendari tercatat deflasi 0,09 persen dan Kota Bau-bau terjadi inflasi 0,15 persen. 

Secara M-to-M perkembangan tingkat inflasi di dua kota ini  memperlihatkan pola yang hampir sama di setiap tahun, namun nilainya masih lebih tinggi jika dibandingkan kondisi dua tahun terakhir.

“Kondisi tingakat inflasi pada 2022 ini lebih tinggi di bandingkan dua tahun terakhir. Hal ini terjadi karena adanya kelangkaan beberapa komoditas seperti minyak goreng dan telur, itu yang menyebabkan inflasi,” ujar Surianti, Selasa (1 Maret 2022).

Namun di Kota Kendari pada Februari sudah mengalami deflasi. Beda halnya dengan Kota Bau-bau diawal tahun 2022  terjadi inflasi yang cukup tinggi karena selain adanya kelangkaan beberapa komoditis juga adanya musim yang cenderung ekstrim pada Januari  bahkan sampai di Februari.

“Kita harapkan inflasi menurun dan semoga kedepannya dengan adanya aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) beberapa komoditas terutama minyak goreng bisa relatif stabil dari bulan sebelumnya,” terang Surianti.

BPS Sultra mencatat Februari 2022 dari 11 kelompok pengeluaran, ada 8 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,32 persen serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,0001 persen.

Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau yakni cabe rawit, telur ayam, ikan kembung dan ikan  layang.

Sementara kelompok yang memberikan sumbangan/andil inflasi terbesar yaitu kelompok transportasi 0,20 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya masing-masing sebesar 0,02 persen.

Selanjutnya, kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,0002 persen; serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,00001 persen. Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan/relatif stabil.

“Pada kelompok transportasi sumbang inflasi terbesar yang di dominasi oleh komoditas mobil,  bensin, angkutan udarah, solar, sepeda motor dan lainnya,” ungakapnya. (B)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan