SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Satu dari dua warga Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf pada 5 Desember 2018 lalu, dikabarkan meninggal.
Satu dari dua warga Wakatobi yang dinyatakan meninggal adalah Hariadi.
Keponakan almarhum (Hariadi), La Uci, menerangkan kemarin malam ia melihat postingan foto di Facebook yang memperlihatkan teman sandera pamannya (Hari Ardiansyah) telah diinfus di salah satu rumah sakit di Philipina, sehingga ia langsung menelepon istri almarhum di Malaysia untuk menanyakan kabar pamannya, namun istri almarhum belum mendapatkan informasi tersebut.
“Nanti tadi pagi baru saya ditelepon sama istrinya almarhum bahwa paman saya sudah meninggal,” kata La Uci melalui via WhatsApp, Sabtu (6/4/2019).
Kabar meninggalnya pamannya diketahui dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Philipina yang menelepon istri almarhum.
“Katanya istrinya almarhum, tadi pagi pihak KBRI menelepon bahwa suaminya telah meninggal,” ucapnya.
La Uci menjelaskan, Selasa, 5 April 2019, tentara Philipina melakukan penyergapan terhadap kelompok bersenjata tersebut, sehingga terjadi kontak senjata antar keduanya. “Kemungkinan pamanku terkena peluru nyasar yang menembus tubuhnya,” ujarnya.
Saat ini, jasad almarhum masih berada di salah satu rumah sakit di Manila, Philipina. Sementara Heri Ardiansyah masih menjalani perawatan medis di rumah sakit tersebut.
“Kita lagi berupaya agar jasad almarhum dipulangkan ke kampung halaman di Kaledupa,” tambahnya.
Diketahui, Hariadi dan Heri Ardiansyah bersama satu orang warga Malaysia disandera oleh kelompok Abu Sayyaf saat melaut pada 5 Desember 2018.
(Baca: Upaya Pembebasan Warga Wakatobi Libatkan Intelijen)
(Baca juga: Bupati Wakatobi Imbau Warga Wakatobi Tidak Melintas di Wilayah Abu Sayyaf)
Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido
