Dispar Sultra: Ayo Milenial Bombana Bangun Ekonomi Kreatif

  • Bagikan
Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Syamsinar. (Foto: Dok.Sultrakini.com)

SULTRAKINI.COM: BOMBANA – Sektor ekonomi kreatif tengah digenjot Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini juga menjadi penekanan dalam setiap titik lokasi roadshow ekonomi kreatif sub sektor media, termasuk di Kabupaten Bombana.

Misi ekonomi kreatif yang dibangun, berupa membangun ekosistem dan memberdayakan pelaku ekonomi kreatif, serta membangun kelembagaan dalam upaya memastikan peran stakeholders melalui mekanisme kolaborasi dan sinergitas, sehingga tujuan dari sektor tersebut bisa tercapai.

Menyangkut tujuan, ekonomi kreatif dikembangkan agar menjadi kontribusi utama dalam produk domestik regional bruto Provinsi Sultra. Kemudian menciptakan lapangan kerja, termasuk mengenjot pasar produk atau jasa secara nasional dan internasional. Hal terpenting lainnya dari ekonomi kreatif adalah menciptakan destinasi baru melalui aktifasi sub sektor.

“Yang kita ingin bangun, kita cita-citakan di Sultra adalah bagaimana ekonomi kreatif menjadi tulang punggung kemajuan pariwisata yang berorientasi pada produk lokal, daya saing, serta pembangunan ekonomi kreatif,” jelas Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Syamsinar, Selasa (30/11/2021).

(Baca juga: Workshop Ekonomi Kreatif di Bombana, Dispar inginkan Milenial Aktif Eksplorasi Keunggulan Daerah)

Peserta workshop ekonomi kreatif sub sektor media, penulisan konten dan pariwisata di Kabupaten Bombana. (Foto: Dok.Sultrakini.com)

Grand desain ekonomi kreatif yang dibuat untuk pariwisata Sultra terdapat tiga aspek. Pertama destinasi wisata mengacu pada Wakatobi sebagai sepuluh destinasi super prioritas Indonesia; enam wilayah strategis (Kendari, Baubau, Muna, Wakatobi, Kolaka, Konawe) yang unggul dari sisi akses, amenitas, dan atraksi; serta 101 desa wisata.

Kedua, promosi terhadap lima top event di Sultra, berupa Festival Budaya Sultra, Festival Budaya Tua Buton, Festival Keraton Kesultanan Buton-Baubau, Festival Tangkeno di Bombana, dan Wakatobi Wave.

Aspek ketiga adalah pembangunan sumber daya manusia, yaitu 2.200 pelaku usaha; komunitas yang tersebar di 17 kabupaten dna kota; enam OPD teknis terkait; serta 110 pegawai Dinas Pariwisata.

“Ekonomi kreatif itu berbeda dari ekonomi-ekonomi lainnya, intinya ada pada kreasi, inovasi. Jadi ekonomi yang berbasis pada kreasi dan inovasi oleh kemampuan dari masing-masing individu. Harapannya milenial Bombana tumbuh menjadi pelaku-pelaku usaha baru, khususnya di bidang ekonomi kreatif,” tambah Syamsinar.

Workshop ekonomi kreatif sub sektor media, penulisan konten dan pariwisata di Kabupaten Bombana berlangsung pada 30 November-1 Desember 2021. Kegiatan ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal Lulo Pedia, Website lulopedia.tv, Facebook Ekraf Dispar Sultra, dan Instagram ekraf_disparsultra.

Kabupaten Bombana merupakan wilayah kelima kegiatan tersebut. Sebelumnya telah terlaksana di Kota Kendari, Kabupaten Muna, Kota Baubau, Kabupaten Buton. Terakhir diagendakan di Kabupaten Kolaka pada 7-8 Desember 2021.

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan