PIC AJP dan Abdul Razak Kompak Tampil Ngopi di Lulopedia Tv, Soroti Kebijakan Pemkot

  • Bagikan
Lulopedia.Tv menggelar acara bertajuk "Ngopi" (Ngobrol Politik) di salah satu hotel di Kendari, Senin (24/1/2021) (Foto: Al Iksan/SULTRAKINI.COM) 
Lulopedia.Tv menggelar acara bertajuk "Ngopi" (Ngobrol Politik) di salah satu hotel di Kendari, Senin (24/1/2021) (Foto: Al Iksan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dalam rangka menguji sejauh mana kesiapan bakal calon (balon) Wali Kota Kendari pada pemilihan 2024 mendatang, Lulopedia.Tv menggelar acara bertajuk Ngopi (Ngobrol Politik) di salah satu hotel di Kendari, Senin (24/1/2021). 

Lulopedia.Tv pada acara ini mengundang 4 Person in Charge (PIC) dari setiap tim sukses yang digadang-gadang sebagai bakal calon Wali Kota Kendari sebagai narasumber. Mereka adalah PIC Aksan Jaya Putra (AJP), Abdul Razak, Siska Karina Imran (SKI) dan Sulkarnain Kadir. 

Dari 4 undangan perwakilan tersebut, 2 tim  bersedia hadir yakni PIC AJP, Nanang Supratman, dan PIC Abdul Razak, Alvian Pradana Liambo. 

Kedua PIC yang hadir mengkritisi kebijakan yang diambil Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari yang dinilai melenceng dan tidak sesuai dengan peruntukkannya untuk rakyat.

“Salah satunya adalah konsep wisata berbasis ekologi, disinilah menurut saya tidak inkonsistensinya pemerintah kota saat ini. Mengapa demikian, karena pemanfaatan ruang sudah ada acuannya dan nyatanya itu tidak sesuai, malahan Kendari tambah kumuh,” ujar PIC Abdul Razak, Alvia Pradana Liambo, Senin (24/1/2021). 

Menurutnya, pemanfaatan trotoar jalan yang sudah dialih fungsikan menjadi lapak dagangan dan Taman Baca di Kali Kadia itu telah menjadi kawasan ekonomi. Dari hal itu, Ia menduga nantinya ada pungutan dari sektor tersebut. 

“Apabila itu terjadi maka berpotensi pidana menjadi perbuatan melawan hukum. Indikator kota yang baik salah satu indikatornya adalah Kota Tanpa Kumuh (Kotaku),” terangnya. 

Alvian menyampaikan hal macam begini seharusnya dikendalikan oleh Pemkot jangan dilakukan pembiaran. 

Kemudian, kata dia, Pemkot juga tidak mendukung dengan dibangunnya Pasar Mokoau malahan diupayakan untuk digusur. Secara nyatanya ini dapat menggairahkan UMKM di masa pandemi Covid-19 sekarang ini. 

“Ini salah satu inovasi dari masyarakat dengan memanfaatkan lahan orang lain. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat berusaha untuk meningkatkan ekonominya tanpa ketergantungan lagi dari pemerintah,” beber PIC Abdul Razak itu. 

Dikatakannya, hal ini menjadi perhatian dan motivasi relawan Abdul Razak kedepan untuk diwujudkan. 

Sementara itu, PIC AJP, Nanang Supratman menambahkan, banyak segmen atau janji yang tidak terpenuhi dari kepemimpinan wali kota saat ini, seperti banyaknya bangunan infrastruktur yang mubazir. 

“Seperti pasar Sentral Wua Wua, Pasar Sentral Kota, itu semua mubazir alias percuma dan keliatan tambah kumuh. Padahal itu dibangun dengan biaya yang tidak sedikit,” ucapnya. 

Menurutnya, ini disebabkan karena tingkat kepercayaan masyarakat dengan pemerintah itu tidak ada. Justru kata dia, banyak kebijakan Pemkot tidak berpihak pada rakyat. 

“Seharusnya Kota Kendari yang menjadi Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjadi cerminan bagaimana selayaknya menjadi ibu kota yang baik,” ujarnya. 

Disisi lain, dia juga menyayangkan atas ketidakhadiran perwakilan dari tim Siska Karina Imran selaku Wakil Wali Kota, dan Sulkarnain Kadir, Wali Kota Kendari saat ini. 

“Di acara seperti inilah waktunya kita membedah terkait dengan solusi terbaik yang diambil bagi kepentingan masyarakat. Namun sayangnya mereka tidak hadir,” tandasnya. (C)

Laporan: Al Iksan 
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan