Memaksimalkan Keberhasilan Pembelajaran Daring

  • Bagikan
Ayu Astriani, S.Pd., M.Pd (Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris MTs Negeri 1Wakatobi)

SULTRAKINI.COM: Jauh sebelum Covid-19 menjadi ancaman, pembelajaran daring telah dipercaya oleh praktisi pendidikan mampu menjadi penolong di bidang pendidikan dari masa ke masa. Pembelajaran daring merupakan produk hasil perkawinan antara teknologi dan pendidikan.

Teknologi dan pendidikan ibarat dua roda pada sepeda yang selalu menyokong dan memajukan satu sama lain. Perkembangan pesat dalam dunia pendidikan yang didukung oleh inovasi teknologi yang tidak akan pernah mati adalah masa depan yang cemerlang, sekaligus penuh tantangan bagi siapa pun di dunia ini. Dimensi penting yang telah terjadi dalam dunia pendidikan bermula dari pendidikan 1.0 yang terintegrasi pada teknologi sederhana hingga pendidikan 4.0 yang memanfaatkan teknologi nirkabel sebagai alat untuk memaksimalkan proses pendidikan dan pembelajaran.

Sejak Covid-19 merebak, pembelajaran daring mesti menjadi primadona dalam pendidikan. Maka dari itu, kita perlu meninjau beberapa aspek yang mendukung keberhasilan pembelajaran daring.

Ayu Astriani, S.Pd., M.Pd (Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris MTs Negeri 1Wakatobi)

Dalam penerapannya, pembelajaran daring sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu pembelajaran mandiri dan konteks pembelajaran. Adanya atribut pribadi dan proses mandiri, termasuk bagian penting dalam pembelajaran mandiri oleh peserta didik. Sedangkan dalam konteks pembelajaran penting untuk memperhatikan metode dan faktor pendukungnya agar menghasilkan pembelajaran yang efektif.

Jika pembelajaran daring tidak memenuhi salah satu aspek tersebut, dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran bahkan output yang dihasilkan tidak akan seimbang ibarat berjalan pincang.

Pembelajaran mandiri diartikan sebagai sebuah proses untuk memetik pengetahuan secara mandiri atau dengan sedikit intervensi dari guru. Hal ini sangat sesuai dengan esensi pembelajaran daring yang memfungsikan guru sebagian besar hanya sebagai fasilitator, mengarahkan apa yang akan diperbuat siswa dalam memenuhi proses pembelajaran formal.

Atribut pribadi dan proses mandiri merupakan bagian esensial dalam aspek pembelajaran mandiri. Input yang diberikan oleh guru, tidak dapat diproses maksimal jika peserta didik tidak memiliki atribut pribadi yang dipersyaratkan.

Seorang peserta didik sebaiknya memiliki motivasi, strategi dan sumber belajar dalam mengolah pengetahuan dasar dan input dari guru secara mandiri. Motivasi dapat berasal dari dalam dan luar diri peserta didik. Strategi diperoleh dari pengalaman yang terus-menerus diperbaiki, sehingga menemukan cara yang tepat untuk belajar, dapat pula dengan berkonsultasi dengan guru, serta sumber belajar yang kini berhamburan dan sangat mudah diakses oleh siswa, baik itu dicari sendiri atau disajikan oleh guru.

Konteks pembelajaran dikenal sebagai atmosfir yang tercipta dalam pembelajaran. Pembelajaran sebaiknya dibuat sedekat mungkin dengan peserta didik, agar menghasilkan pembelajaran bermakna bagi mereka. Di sinilah peran guru untuk mendukung perkembangan atribut pribadi peserta didik. Konteks pembelajaran lebih sering membangkitkan atribut pribadi peserta didik yang disebutkan sebelumnya. Hal ini dapat pula menambah keefektifan atribut pribadi yang dimiliki sehingga outcome yang dihasilkan maksimal.

Metode pembelajaran daring memerlukan hakikat pelaksanaan, struktur, dan sumber yang kredibel sedangkan faktor pendukung dapat, berupa umpan balik dari guru serta kolaborasi sejawat.

Dalam melaksanakan metode pembelajaran perlu diperhatikan hakikat dari metode yang kita pilih, meliputi kesesuaian dengan pendekatan, mencakup struktur atau langkah-langkah yang dapat terlaksana serta bersumber dari situasi dan kondisi yang mirip dengan keadaan peserta didik. Kemudian, aspek umpan balik dan pembelajaran. Kolaborasi tidak dapat dihilangkan untuk mendukung keberhasilan belajar mandiri peserta didik dalam pembelajaran daring.

Keberhasilan pembelajaran daring bukanlah hal yang mustahil jika aspek-aspek tersebut di atas tersedia dan selalu dikembangkan oleh pendidik dan peserta didik.

Oleh: Ayu Astriani, S.Pd., M.Pd (Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris MTs Negeri 1Wakatobi)

  • Bagikan