Impor Sultra 2021 Dipasok Tiga Negara, Terbesar Tiongkok 42,51 Persen

  • Bagikan
Grafis impor golongam barang utama.

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Nilai impor Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Desember 2021 tercatat US$119,31 juta atau turun sebesar 38,94 persen dibanding impor November 2021 yang jumlahnya US$195,40 juta.

Sementara itu, volume impor Sultra pada Desember 2021 tercatat 170,67 ribu ton atau turun 69,05 persen dibanding impor November 2021 yang tercatat 551,49 ribu ton.

Badan Pusat Statistik Sultra mendata komoditas impor Sultra terdiri dari bahan bakar mineral; besi dan baja; mesin dan pesawat mekanik; kendaraan serta bagiannya.

Selama periode Januari 2019-Desember 2021, nilai impor Sultra tertinggi terjadi pada Desember 2020 yang mencapai US$341,77 juta dan terendah pada Maret 2019, yaitu US$28,75 juta. Sedangkan volume impor tertinggi pada
Desember 2019 mencapai 1.707,17 ribu ton dan terendah pada Januari 2019 dengan volume 38,99 ribu ton.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, menyampaikan peranan impor Sultra Desember 2021 menurut golongan barang HS 2 digit didominasi oleh komoditas bahan bakar mineral, contohnya batu baru bitumen dengan nilai US$33,21 (turun 68,14 persen) dan di urutan kedua komoditas besi dan baja contohnya ferro alloy’s dengan nilai US$28,00 juta (turun 25,94 persen).

“Dilihat dari perkembangannya terhadap November 2021, penurunan impor golongan barang HS 2 Digit Sultra Desember 2021 dibanding November 2021 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral senilai US$ 71,04 juta (turun 68,14 persen), diikuti komoditas besi dan baja senilai US$9,81 juta (turun 25,94 persen), serta mesin dan peralatan mekanis turun senilai US$3,29 juta (14,65 persen),” jelas Agnes, Rabu (2 Februari 2022).

Kemudian, komoditas kendaraan dan bagiannya naik senilai US$16,05 juta (3.421,81persen) dan golongan produk keramik naik senilai US$4,13 juta (naik 619,11persen).

Total impor Sultra pada Desember 2021 mengalami penurunan 38,94 persen dibanding bulan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh turunnya impor terbesar dari negara Tiongkok senilai US$22,08 juta (turun 27,53 persen) diikuti negara Australia senilai US$76,19 juta (turun 100,00 persen).

“Total nilai impor dari tiga negara Desember 2021 mencapai US$86,10 juta atau turun US$70,29 juta (44,94 persen) dibandingkan November 2021. Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh turunnya nilai impor dari beberapa negara, seperti Tiongkok senilai US$22,08 juta (27,53 persen) dan Australia senilai US$76,19 juta (100,00 persen),” terang Agnes.

Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, impor dari tiga negara utama selama Januari-Desember 2021 naik senilai US$589,36 juta (51,17 persen). Peningkatan nilai impor terutama berasal dari Australia senilai US$323,09 juta (216,99 persen).

Dilihat dari peranannya terhadap total impor Januari-Desember 2021, kontribusi tertinggi masih didominasi oleh Tiongkok senilai US$891,23 juta (42,51 persen), diikuti Australia dengan nilai US$471,98 juta (22,51 persen), dan Afrika Selatan dengan nilai impor US$377,94 juta (18,03 persen).

“Peranan ketiga negara asal barang utama tersebut mencapai 83,05 persen dari total impor Sulawesi Tenggara pada Januari-Desember 2021,” ucapnya.

Menurut golongan penggunaan barang, selama Januari-Desember 2021 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar yaitu 89,90 persen dengan nilai US$1.884,79 juta.

Dibandingkan bulan sebelumnya, total nilai impor golongan penggunaan barang selama Desember 2021 mengalami penurunan. Penurunan terbesar adalah golongan bahan baku/penolong senilai US$91,75 juta (52,23 persen). Sedangkan barang konsumsi naik senilai US$0,02 juta (259,35 persen), dan golongan barang modal naik senilai US$15,61 juta (79,27 persen).

Selama Januari-Desember 2021 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor barang konsumsi mengalami penurunan sebesar US$1,43 juta (turun 50,12 persen), bahan baku/penolong mengalami kenaikkan sebesar 53,73 persen atau senilai US$658,76 juta dan barang modal turun 21,89 persen atau senilai US$58,96 juta.

Untuk diketahui, nilai neraca perdagangan Provinsi Sultra Desember 2021 mengalami surplus sebesar US$435,79 juta. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan Sultra Januari-Desember 2021 mengalami surplus US$2.127,45 juta.

Kondisi tersebut sejalan dengan periode yang sama tahun lalu (Januari-Desember 2020), di mana nilai neraca perdagangan Sultra mengalami surplus US$899,29 juta. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan