Kisah Kelam Lima Desa ‘Terlupakan’ di Balik Peresmian Listrik 24 Jam di Kaledupa

  • Bagikan
Peresmian listrik 24 jam dari PLN untuk masyarakat Kaledupa, Wakatobi. Foto: Amran/SultraKini.com
Peresmian listrik 24 jam dari PLN untuk masyarakat Kaledupa, Wakatobi. Foto: Amran/SultraKini.com

SULTRAKINI.COM – Senin, 25 September 2023, merupakan hari bersejarah bagi pulau Kaledupa dengan peresmian pengoperasian layanan listrik 24 jam. Namun, di balik euforia yang melanda pulau ini, terdapat cerita kelam yang menghiasi kehidupan ribuan penduduk dari lima desa yang masih harus bertahan dalam kegelapan.

Lima desa yang belum menyaksikan cahaya listrik sepanjang malam adalah Sombano dan dusun Furake di Desa Ambeua Raya, serta Darawa dan Lente’a, serta dusun Lohoa di Desa Tano Meha. Meskipun terletak dalam kecamatan yang sama dengan desa-desa yang telah menikmati listrik 24 jam, keadilan tampaknya belum menyentuh mereka.

Sementara masyarakat di desa tetangga mereka merayakan dengan penuh semangat, mereka hanya bisa menjadi penonton dalam peristiwa bersejarah ini. Keterlantaran ini memaksa mereka bergantung pada mesin genset untuk mendapatkan akses listrik yang layak.

Bupati Wakatobi, Haliana, memberikan harapan kepada penduduk Desa Sombano dengan mengungkapkan bahwa proses pemasangan tiang dan kabel listrik sedang berlangsung. Dia berjanji bahwa Desa Sombano akan menikmati listrik 24 jam pada bulan Desember 2023.

Namun, masalah yang lebih besar menghadang Desa Darawa dan Lente’a, yang baru akan masuk dalam rencana perluasan jaringan listrik dari PT Perusahaan Listrik Nasional (PLN) pada tahun 2024. Haliana menjelaskan bahwa ini sudah menjadi topik pembicaraan dengan General Manager PT PLN Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Mereka telah menyusun rencana untuk memperluas jaringan listrik ke dua desa tersebut.

Sedangkan untuk dusun Furake di Desa Ambeua Raya, usulan untuk memperoleh akses listrik 24 jam baru akan diajukan kepada pihak PLN. Ini adalah langkah awal untuk memberikan cahaya pada desa tersebut yang selama ini hanya diterangi oleh cahaya matahari.

Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk, tetapi juga mengganggu pendidikan. Bupati Haliana mengungkapkan bahwa para kepala sekolah sering kali terpaksa mengadakan proses belajar mengajar di bawah pohon karena cuaca panas di dalam kelas tanpa kipas angin atau AC.

Peresmian listrik 24 jam di pulau Kaledupa adalah hasil kerjasama antara PT PLN dan Pemerintah Daerah Wakatobi. Pemda Wakatobi menyediakan tambahan mesin pembangkit listrik, sedangkan PT PLN bertanggung jawab atas pasokan bahan bakar minyaknya.

Moch Andy Adchaminoerdin, General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), menekankan komitmen PLN untuk membawa listrik ke seluruh negeri, terutama di wilayah-wilayah 3T yang terpencil.

Namun, peresmian ini tidak terlaksana tanpa dukungan DPRD kabupaten Wakatobi. Pemda Wakatobi awalnya mengusulkan anggaran listrik di pulau Kaledupa dan Binongko melalui APBD 2023 hanya sekitar Rp 5 milyar. Namun, DPRD kabupaten Wakatobi menyadari bahwa anggaran tersebut tidak akan mencukupi untuk mengaliri listrik 24 jam di kedua pulau tersebut. Oleh karena itu, mereka menetapkan anggaran sebesar Rp 21 milyar, memastikan masyarakat di dua pulau tersebut dapat segera terlepas dari kegelapan.

Acara peresmian tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPRD kabupaten Wakatobi Hamiruddin bersama sejumlah anggota, Kapolres Wakatobi AKBP Dodik Tatok Subiantoro, dan sejumlah Forkopimda. Ini adalah langkah besar menuju kemajuan bagi pulau Kaledupa, namun juga merupakan pengingat akan tantangan yang masih dihadapi oleh banyak desa di Indonesia dalam mendapatkan akses listrik yang layak.

Laporan oleh: Amran Mustar Ode

  • Bagikan