Mitos atau Fakta Makanan yang Jatuh ke Lantai 5 Detik Boleh Dimakan

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: BPOM)

SULTRAKINI.COM: Sebagian dari kamu tentu tidak asing lagi dengan istilah “Belum lima detik” saat hendak mengambil makanan jatuh untuk dimakan. Pemikiran ini belum jelas dari mana, namun pasti sudah tertanam kuat oleh masyarakat luas sehingga dipercaya itu adalah fakta. Namun nyatanya hal ini adalah mitos.

Dilansir dari berbagai sumber, makanan yang jatuh sebelum waktu lima detik bisa terkontaminasi kuman, seberapa cepatpun kamu mengambil makanan akan tetap terkena bakteri.

Menurut peneliti, jika tetap dimakan yang jatuh tersebut, kamu berpotensi mengalami sakit perut, mual, diare, muntah, demam, panas dingin, dan sakit kepala karena mengkonsumsi makanan yang tidak higienis.

Buktinya, ketika makanan dijatuhkan ke lantai yang dihinggapi bakteri Salmonella, sekitar 48-70 persen bakteri tersebut langsung berpindah. Jumlah ini tidak berubah secara signifikan dari waktu ke waktu. Yang memengaruhinya adalah area tempat jatuhnya makanan. Seperti tanah dan aspal mengandung lebih banyak kuman daripada lantai rumah dan meja.

Namun tidak menutup kemungkinan lantai yang kamu anggap bersih akan aman ketika makananmu jatuh, padahal kenyataannya tidaklah demikian.

Profesor Paul Dawson dari Clemson University mengungkapkan, makanan yang terkontaminasi bakteri bukan berdasarkan berapa lama jatuh di lantai, melainkan bergantung pada berapa banyak kuman di lantai rumah kamu.

Jangankan lima detik, kurang dari itu saja makanan yang jatuh ke lantai tidak lagi layak dikonsumsi. Beberapa kasus bakteri dapat menyerang makanan dalam waktu kurang dari 1 detik dan bakteri akan lebih banyak ditemui pada lantai, ubin, baja tahan karat maupun kayu dibandingkan karpet.

Selain itu, untuk makanan yang lembab dan basah akan lebih mudah terkontaminasi oleh bakteri, sehingga jika ada makanan yang basah atau lembab yang jatuh ke lantai akan lebih mudah terkontaminasi bakteri daripada makanan kering yang jatuh pada karpet. (B)

Laporan: Wa Ode Rezki Nurdianti
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan