Pemasangan 10.000 Perangkap Nyamuk Segera Dilaunching

  • Bagikan
Suasana rapat koordinasi pemasangan lavitrap dan ovitrap yang dilaksanakan di Poltekes Kemenkes Kendari, Selasa (19/3/2019). (Foto: Muh Yusuf/SULTRAKINI.COM).
Suasana rapat koordinasi pemasangan lavitrap dan ovitrap yang dilaksanakan di Poltekes Kemenkes Kendari, Selasa (19/3/2019). (Foto: Muh Yusuf/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Hasil rapat koordinasi yang dilaksanakan di Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes Kendari, Selasa (19/3/2019), pemasangan lavitrap (perangkap nyamuk) dan ovitrap (perangkap telur nyamuk) akan segera di launching. Rapat tersebut dihadiri oleh Dinas Kesehatan Kendari, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kendari dan empat perguruan tinggi yang dilibatkan dalam program tersebut.

Langkah tersebut dilakukan karena ada peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Kota Kendari. Perlu diketahui 2018 lalu ada 111 kasus yang terjadi, namun 2019 ini meningkat menjadi 358 kasus DBD yang tersebar pada sebelas kecamatan.

Kasi Pengendalian Risiko Lingkungan KKP Kendari, Asrun Salam, menyampaikan bahwa pelaksanaan pemasangan lavitrap dan ovitrap sudah siap dilaksanakan. Hanya tinggal memastikan waktu pelaksanaannya saja, karena rencananya akan dilauching oleh Menteri Kesehatan atau Walikota Kendari.

“Rencananya, ada 10.000 lavitrap dan ovitrap yang dipasang bersamaan pada sebelas kecamatan di Kota Kendari. Dari jumlah tersebut 80 persen adalah lavitrap dan 20 persen lainnya adalah ovitrap,” ungkapnya, Selasa (19/3/2019).

Ada empat perguruan tinggi yang terlibat, yakni Universitas Halu Oleo (UHO) untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat akan mengawasi empat kecamatan. Stikes dan AKL Mandala Waluya mengawasi tiga kecamatan.

“Sementara Poltekes Kemenkes Kendari dan Stikes Karya Kesehatan Kendari masing-masing mengawasi dua kecamatan,” katanya.

Dalam program tersebut mahasiswa dilibatkan, selain memasok lavitrap yang banyak, mahasiswa juga diharapkan dapat melakukan monitoring terhadap efektivitas lavitrap. Kalau hasilnya bagus, maka diharapkan masyarakat bisa melanjutkan sendiri kedepannya.

“Ini merupakan pilot project kalau dianggap berhasil akan kita terapkan pada kabupaten kota lainnya. Pemasangan lavirtrap ini kami harapkan bisa menjadi kebiasaan masyarakat kedepannya,” harapnya.

Pihaknya juga akan menyampaikan hal tersebut kepada semua pemerintah kelurahan agar saat program diterapkan masyarakat tidak menimbulkan banyak pertanyaan. Sementara langsung di masyarakat akan bersamaan dengan lauching.

“Artinya, sosialisasi untuk kelurahan, hanya sebagai penyampaian awal adanya program untuk menurunkan angka demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kendari,” katanya.

Direktur Poltekes Kemenkes Kendari, Askrening, mengungkapkan pihaknya sangat mendukung pelaksanaan program tersebut. Bahkan, kampus kesehatan negeri tersebut sudah memasok 1000 lavitrap dan ovitrap yang kan digunakan saat launching.

“Kami adalah perguruan tinggi yang pertama mendukung dalam bentuk aksi nyata dengan melibatkan seratus mahasiswa untuk jurusan analis saja. Namun kami akan melibatkan dua jurusan lagi yakni gizi dan keperawatan sehingga jumlah mahasiswa yang dilibatkan akan meningkat,” tutupnya.

Laporan: Muh Yusuf
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan