AJP Desak Pemprov Sultra Serius Perbaiki Jalan Poros Kendari-Motaha

  • Bagikan
Kondisi jalan poros Kendari-Motaha dan Motaha-Puriala. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kondisi jalan poros Kendari-Motaha dan Motaha-Puriala semakin rusak parah. Di musim penghujan, kubangan air hampir terlihat di sepanjang jalan tersebut.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Sulawesi Tenggara, Aksan Jaya Putra (AJP), mengaku pengaspalan untuk jalan tersebut pernah dianggarkan oleh Pemprov Sultra dengan rincian ruas jalan poros Kendari-Motaha sekitar Rp 3,7 miliar. Sementara ruas jalan poros Motaha-Puriala senilai Rp 3,2 miliar.

Anggaran itu, kata AJP, disampaikan langsung oleh Kadis Perkerjaan Umum Bina Marga dan SDA Sultra dalam rapat pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk tahun 2021 antara DPRD Sultra bersama Pemprov Sultra. Namun kenyataannya ketika APBD 2021 berjalan, anggaran Rp 3,7 miliar tersisa Rp 350 juta.

“Ketika anggaran seperti itu berarti swakelola kan. Saya pikir jika dikelola dengan baik harusnya dapat tertangani,” ucapnya, Rabu (28/7/2021).

AJP meminta kepada pemerintah agar segera menangani secepatnya kerusakan jalan tersebut sebab jalur merupakan jalan utama menghubungkan beberapa kabupaten dengan Kota Kendari.

“Dengan adanya Kadis baru harusnya dia mampu menjawab tantangan ini karena saya menyaksikan tahun lalu salah satu pegawai PU disandera,” terangnya.

Menyikapi kembali yang konon anggaran tahun ini hanya untuk perawatan, khusus di ruas jalan poros Kendari-Motaha, AJP meminta Dinas PU Bina Marga dan SDA Sultra harus benar-benar memaksimalkan anggaran yang ada, jika menunggu perubahan APBD 2021 waktunya begitu singkat sebab pekerjaan yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut harus melalui lelang.

Ia menyarankan dinas terkait lebih jeli melihat kondisi dalam menangani perbaikan jalan darurat secara keseluruhan. Teknisnya, lanjut AJP, menyarankan Dinas PU menurunkan alat berat greder untuk mengelupas semua aspal rusak di jalur itu sebelum menurunkan material kelas B antara campuran suplit dan sertu kali atau sungai. Kemudian material dipadatkan menggunakan vibro dan ditambah prime Cpcoat atau aspal cair, supaya material kelas B dapat bertahan lama.

Dirinya yakin dengan metode di atas membuat jalan bertahan selama satu tahun, sambil menunggu penganggaran di APBD 2022.

“Jika ini terjadi, penganggaran pengaspalan tinggal dihitung. Ini kan tergantung teknis mereka, biar bagaimanapun saya lama berkecimpung di dunia pengaspalan,” ujar AJP.

Perbaikan pengaspalan jalan diharapkannya bisa serius untuk ditangani. “Penanganannya tergantung pemerintah, yang jelas kami di Komisi III utamanya saya pribadi terus memperjuangan apsirasi masyarakat menyangkut masalah jalan,” tambahnya. (C)

Laporan: La Niati
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan