RSUD Palagimata Baubau Punya Alat PCR Sendiri, Hasilnya Lebih Cepat Diketahui

  • Bagikan
Ilustrasi

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Terus menurunnya angka Covid-19 di Kota Baubau tidak mengurangi kewaspadaan pemerintah daerah setempat. Melalui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Baubau kini menerapkan prosedur layanan standar protokol kesehatan Covid-19.

Kepala Bidang Rekam Medik RSUD Baubau, dr Hasrida Hamid, mengungkapkan bahwa masih menerapkan wajib tes swab bagi calon pasien yang masuk di rumah sakit.

Screening tes swab pun terus dilakukan dengan cara mengambil sampel dari saluran pernapasan, hidung dan tenggorokan pasien.

“Upaya tersebut sudah dilakukan sejak Covid-19 masuk di Indonesia pada Maret 2020 hingga sekarang,” kata Hasrida, Senin (6/12/2021).

Hasrida mengatakan, namun ada yang berbeda dibandingkan dengan sebelumnya dalam screening test. Hasil tes swab saat ini jauh lebih cepat diketahui dibanding sebelumnya, karena Laboratorium RSUD Baubau memiliki mesin PCR sendiri.

“Sebelumnya sampel tes swab harus dikirimkan terlebih dulu di Kendari dan hasilnya akan diketahui satu atau dua pekan menunggu antrian dengan daerah lain di Sultra, tapi sekarang pagi kita periksa (ambil sampel), siangnya sudah ditahu hasilnya apakah positif atau negatif Covid-19,” ungkap Hasrida.

Meski diakui Hasrida, saat ini pasien Covid-19 di Kota Baubau sudah sangat rendah bahkan ruang isolasi hanya dihuni satu pasien, namun pihaknya tetap menerapkan pelayanan sesuai prosedur sehingga dapat mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 diantara pasien maupun perawat.

“Terakhir, pasien terbanyak itu waktu Juni sampai Juli lalu. Sekarang ruang isolasi sudah hampir kosong,” katanya.

Mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) sendiri lanjut Hasrida, telah lolos uji dari Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan mengantongi sertifikat uji profisiensi Pemantapan Mutu Eksterna (PME) PCR Covid-19 siklus 2 tahun 2021 pada 27 Oktober. 

Namun demikian, penggunaan PCR RSUD Baubau ini hanya dipergunakan untuk layanan pemeriksaan pasien dan pelacakan orang kontak erat dengan pasien positif Covid-19 saja.

“Kita belum bisa untuk keperluan seperti perjalanan keluar daerah karena itu masih menggunakan dana hibah kementerian,” tutupnya. (C)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan