Berkenalan dengan Bukit Baluara, Berkuda Sampai Fenomena Batu Berair

  • Bagikan
Sejumlah warga Desa Labaha saat berfoto bersama di atas puncak bukit Baluara. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Satu lagi tempat wisata yang terancam nge hits di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Tepatnya, bukit Baluara berketinggian 800 meter dari atas permukaan laut di Desa Labaha, Kecamatan Watopute.

Sambutan pertama berwisata di bukit Baluara adalah eksotiknya pemandangan alam sejauh mata memandang. Belum lagi suguhan wisata menarik, khas dari atas bukit.

Menjelajahi alam wisata bukit ini bisa diawali dengan roda dua maupun roda empat berjarak tempuh 6 kilometer atau sekira 10 menit dari Kota Raha, Kabupaten Muna. Sementara untuk tiba di bawa kaki bukit dari jalan utama, kembali menempuh jarak sekira 1 kilometer dengan medan yang cukup bagus.

Pemandangan menarik lainnya bisa dinikmati, jika musim cocok tanam di sepanjang perjalanan sampai ke kaki bukit Baluara. Hamparan perkebunan warga nan hijau, seolah menyambut setiap langkah para pengunjung menuju ke bukit. Ada juga pemandangan bisa disaksikan pengunjung, yakni puluhan hingga ratusan ekor monyet yang hendak istirahat di atas pohon di kala senja menyingsing.

Bersantai untuk sampai di tengah perbukitan, pengunjung bisa menggunakan jasa kuda milik warga setempat yang bisa diakses dari kaki bukit Balaura. Sisanya, pengunjung melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekira 200 meter ke atas bukit.

Rasa lelah selama perjalanan akan terbayarkan dengan pemandangan alam bukit yang hijau dan birunya lautan. Di sini juga terdapat spot utama untuk berswafoto bersama keluarga, teman, atau pasangan. Namanya jembatan selfie Baluara.

Sedikit saran sebelum berswafoto. Pengunjung bisa menghadap ke sebelah barat untuk mendapatkan sudut pandang menarik. Sebab, posisi ini akan memperlihatkan pemandangan gunung Kabaena di Kabupaten Bombana yang nampak jelas dari pandangan mata. Selain itu, sebelah utara dan selatan, nampak deretan perbukitan indah. Sedangkan sebelah timur, terlihat sebagian Kota Raha dan hamparan birunya lautan.

SultraKini.Com berkesempatan menggunakan jasa kuda milik masyarakat setempat untuk sampai di pertengahan bukit Baluara. (Foto: Dok.pribadi/SULTRAKINI.COM)

Menikmati waktu liburan di bukit Baluara, belum cukup bila tidak menyempatkan waktu mengunjungi batu berair atau Oensumolo kata warga setempat yang artinya air mengalir dari dalam batu.

Tidak jauh untuk menjangkau lokasi ini. Pengunjung bisa menempuh jarak sekira 300 meter sebelah selatan bukit Baluara.

Salah seorang tokoh pemuda perintis bukit Baluara, Laode Sanusi bercerita batu berair sudah ada sejak zaman dulu sebagai sumber kehidupan masyarakat dan kini dipakai memenuhi kebutuhan petani setempat.

“Biar musim kemarau airnya tidak akan kering, kalau airnya diambil pagi, sorenya terisi lagi. Airnya jernih aman langsung dikonsumsi, apalagi kalau dipakai masak nasi jadi lebih enak,” kata Laode Sanusi kepada SultraKini.Com, Minggu (11/3/2018) sore.

Fenomena alam bukit Baluara terdapat batu berair atau Oensumolo yang artinya air mengalir dari dalam batu. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM)

Soal nama bukit Baluara, Laode Sanusi menjelaskan, nama tersebut berasal dari nama seorang laki-laki penghuni pertama bukit Baluara. Konon, Pulau Muna masih dibentangi lautan kala itu. Masyarakat setempat banyak bermukim di atas bukit, salah satunya bukit Baluara.

Menurut cerita orang tua dulu, zaman Parinta Bone atau Pemerintahan keras yang dijuluki tangan besi, masyarakat sekitar yang menginginkan ketentraman hidup memilih mengungsi dan bermukim di bukit Baluara untuk menghindari para perompak.

“Bisa dibuktikan banyak makam tua di wilayah bukit, salah satunya di sebelah timur ada makam Baluara orang pertama yang tinggal di sini (bukit),” terangnya.

Ditambahkanya, bukit Baluara baru dirintis menjadi tempat wisata sejak 2017 lalu. Dia berharap, lokasi tersebut menjadi salah satu spot wisata menarik yang mengundang wisatawan lokal, nasional, dan mancanegara dengan tagline ‘Mai Te Wuna’.

Salah satu upaya membangkitkan pariwisata wilayah setempat, dia juga menginginkan adanya perhatian dari Pemda Muna, dalam hal mmeberikan bantuan akses jalan menuju bukit baluara agar mudah dilalui kendaraan, membuka arena pacuan kuda guna daya tarik budaya sekaligus melestarian kearifan lokal.

“Kalau bisa pemerintah anggarkan kembali rehabilitasi lapangan sepak bola, karena paduan antara wisata dan olahraga dapat merangsang wisatawan, begitu juga pembangunan di atas bukit. Meski bantuannya kecil, tapi dapat bermanfaat. Saya juga harapkan, agar pemuda Desa Labaha bersatu membangun desa melalui wisata bukit Baluara dan tidak saling menciderai,” ucapnya.

 

Laporan: Arto Rasyid

  • Bagikan